doc.pribadi
Hikmah
di balik pandemi adalah semakin menambah kemandiriannya si anak. Salah satunya
adalah putra - putri kami. Sebelum pandemi anak-anak kami bersekolah di sekolah
full day. Si kembar belajar sampai
sore sedangkan adik-adiknya di penitipan anak sampai bunda pulang baru
dijemput. kondisi pandemi ini akhirnya mengharuskan mereka berada di rumah
tanpa ditungguin asisten, karena kamipun juga tidak memiliki asisten.
Akhirnya
kami berbagi tugas, agar semua beres sebelum kami berangkat. Tiga bulan awal pandemi
kami masih banyak Work From Home
(WFH) sehingga semakin mantap dalam mendampingi kemandirian mereka. Mulai ibadahnya,
mengerjakan tugas-tugasnya,dan juga tugas menjaga adiknya. Masing-masing dari
si kembar menjadi asisten dari 2 adiknya, satu untuk adik TK dan satunya untuk
sibayi 2 tahun. Jika adiknya membutuhkan sesuatu maka asisten inilah yang
berperan mendampingi dan mengambilkan.
Termasuk
didalamnya jika si bayi menginginkan susu, ingin menonton tayangan video
favoritnya Nussa Rara dan Omar Hana, bahkan termasuk ganti clody dan baju. Awal dulu kalau pub
mereka tidak mau menggantikan. Byuh, kasihan sekali si bayi harus menunggu kami
pulang. Tapi alhamdulillahnya baru dua kali saja saat pandemi ini, karena si
bayi rutin BAB sebelum kami berangkat. Setelah itu kami memiliki challenge
siapa yang mau membersihkan pub adik maka akan kami beri hadiah. Nah sejak itu
mereka mau membersihkan tanpa menunggu kami pulang.
doc.pribadi
Sedangkan
si sholih adiknya yang TK tidak terlalu banyak minta bantuan, mungkin hanya
maem saja. Tapi lebih banyak minta ditemani main. Namun bagi si kakak yang
paling sulit menenangkan kedua adiknya adalah si sholih ini, kalau main kadang
beres-beresnya masih saja tetap kotor dan berantakan. Kadang minta maksa keluar
rumah, padahal teman-temannya diluar bermain tidak memakai masker beberapa. Oleh
karenanya kamipun mengunci semua pintu agar si sholih ini mengurungkan dirinya
keluar. Karena kami justru kawatir jika main diluar.
Sebenarnya
sangat dilema bagi kami berdua, kala harus bekerja kamipun tidak tega
meninggalkan mereka sendiri berempat, tapi kami lebih tidak tega jika ada orang
lain dirumah. Karena kami tidak bisa tracing
orang tersebut dari mana saja, dan kamipun memang terbiasa tanpa asisten. Kalaupun
kami titipkan di daycare, pasti juga bercampur dengan anak lain. Kami biasa
titip sama pegawai yang kerja didepan rumah, untuk melihat mereka, sedang tidur
atau apapun. Kadang juga di tilik sama neneknya siang hari, serta mengantar
makanan untuk anak-anak.
Beberapa
pekan setelah berjalannya waktu, kami mencoba evaluasi lagi, menanyakan pada
mereka apakah keberatan. Alhamdulillah
mereka menjawab tidak merasa keberatan. Meski dalam lubuk hati yang paling
dalam kami sangat tidak tega dengan kondisi ini. si kakak yang baru kelas 3 SD
saat awal pandemi dan kini sudah kelas 4 SD. Mereka memberi syarat harus banyak
makanan dirumah, camilan harus jumlahnya melimpah. Bener saja, pengeluaranpun
sama banyaknya kini mereka tidak jajan diluar, tapi kami harus menyediakan
makanan dan jajan dirumah. Hampir tidak bisa menyimpan makanan. Hari itu
dibelikan hitungan jam biasanya langsung habis. Alhamdulilahnya pas saya banyak work from home banyak coba resep kue, maka kalau longgar sayapun
coba buatkan kue kesukaan mereka.
Akhirnya
kamipun hanya bisa ikhtiar dan terus berdoa, serta berusaha memberikan yang
terbaik untuk mereka.
Alhamdulillah saling bantu dalam keluarga, adem bacanya
BalasHapusalhamdulillah maturnuwun om
HapusSelalu ada hikmah di setiap kejadian ya kak, hehe
BalasHapusiya kak
HapusSehat sehat ya nakk
BalasHapusamiiin
HapusBarakallah kembar dan keluarga
BalasHapus-purnama indah-
Hemm, Maasya Allah salah satu gambaran keluarga yang indah nih hehehe....
BalasHapusalhamdulillah semoga selalu diberikan kemudahan dan sehat2 selalu ya
BalasHapusamiin ya rabb
Hapusini adem ayem baca tulisannya
BalasHapusalhamdulillah
Hapusalhamdulillah
BalasHapus