Dahulu awal saya ingin mengajarkan kedisiplinan pada
anak-anak, saya buatkan jadwal harian weekdays
dan weekends. Weekdays jadwal ketika mereka bersekolah yaitu Senin-Kamis,
sedangkan weekends untuk hari Sabtu-Ahad.
Apa saja yang harus mereka lakukan saat
di rumah maka saya tuangkan dalam bentuk jadwal yang saya tempel didinding
kamarnya.
Bagaimana kisah penerapannya? Tentu saja tidak seperti
yang dibayangkan, beberapa mereka tidak melakukan jadwal itu dengan baik atau
mereka tidak mengerjakan tepat waktu dan itu terjadi beberapa kali. Saya buat
setelah beberapa pekan saya ganti lagi, saya buat ganti lagi.
Akhirnya saya agak hopeless,
gimana caranya agar mereka melakukan kegiatan sesuai jadwal. Da ini salah satu
ikhtiar kami agar mereka disiplin sejak kecil. Karena pembiasaan di waktu kecil
akan berpengaruh saat mereka dewasa.
Apalagi di masa pandemi ini, mereka lebih banyak di
rumah. Jadwal harian akan membantu kami untuk mengotrol kegiatan mereka. Apalagi
kami tidak bisa mendampingi mereka di rumah. Otomatis kami hanya bisa mengontrol
mereka secara jarak jauh via telpon. Kalau kami di rumah maka kami bisa
mengingatkan langsung.
Secara garis besar sebenarnya mereka paham, kapan
harus beberes, kapan harus belajar, main, mengaji, sholat, tidur siang maupun
waktunya makan. Namun kalau tidak di detailing kawatir waktu diantara kegiatan
itu tidak termaksimalkan dengan baik. Karena pasti ada masa-masa mereka malas,
atau kurang semangat.
Akhirnya qodarullah, pada beberapa pekan lalu ada
tugas dari ustadzah nya untuk membuat jadwal harian. Karena mereka ada evaluasi
ibadah dan sikap lewat buku evaluasi diri, maka mereka harus melakukan banyak
kegiatan. Nah pikir saya kalau tidak dijadwal maka aka nada yang loss. Nah tugas ustadzah tersebut mereka
buat sendiri, saya bantu buat detailing jamnya. Mereka yang mengisi tugasnya
sendiri.
Bagaimana hasilnya, Alhamdulillah ternyata its work. Mereka lebih menikmati
kegiatan yang mereka buat sendiri, meskipun lebih sederhana, mereka tulis
sendiri dengan pensil dan bolpen, di tulis dikertas A4 dibagi dua. Jadi ingat nasehat
guru saya, siapa yang suka menulis maka sebenarnya ada aliran energy ke otak yang membuat tulisannya itu
lebih mudah diingat.
Seperti juga yang pernah di publish oleh harian Repulika co.id
Menurut penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Psychological Science, mencatat dengan pulpen dan kertas, lebih meningkatkan kualitas belajar dibandingkan menggunakan laptop. Penelitian itu juga menyimpulkan bahwa menulis merupakan strategi yang lebih baik untuk menyimpan ide dalam waktu yang panjang. Selain itu, para peneliti mendapati bahwa menulis dapat menguatkan proses belajar yang tak dapat disamai dengan mengetik.
Penelitian tersebut dilakukan psikolog dari Princeton dan Universitas California, Los Angeles, Pam Mueller dan Daniel Oppenheimer. Mereka menguji efek menulis catatan pada mahasiswa dalam dua seri percobaan. Dua kelompok mahasiswa diminta mendengarkan materi kuliah dari dosen yang sama. Mereka diperbolehkan menggunakan semua strategi untuk menyimpan hal-hal penting di perkuliahan.Satu setengah jam kemudian, partisipan diuji soal materi kuliah itu Hasil studi menunjukkan, mahasiswa yang menggunakan laptop "miskin" soal ide.
Berbeda dengan yang saya buat, saya ketik dengan rapi, lebih artistik namun teryata secara hasil tidak seberapa maksimal seperti ketika mereka buat sendiri. Pantesan, batin saya. Ternyata menurut ilmu psikologi kualitas dengan tangan merupakan salah satu strategi dalam menyimpan ide lebih lama daripada melalui laptop, baik itu menulis laptop sendiri atau dituliskan. Nah pada kasus jadwal si kembar ini mereka saya tuliskan pisan. Wallohualam
Semoga jadwalnya tidak hanya tugas dari guru ngajinya. Hehehe
BalasHapus