Sabtu, 26 September 2020

REVIEW KELAS BERBENAH SADIS PART 4 “KATEGORI PAKAIAN”

 


                                                                    Sumber foto: google

Sobat sekalian pernah tidak menghitung. Berapa banyak jumlah Baju dilemari kita? Ada berapa jumlah

Atasan?

Bawahan?

Gamis?

Khimar?

Ciput?

Slayer?

Masker?

Manset atau Kaoskaki yang sepasang atau hanya tinggal sebelah?

Yuk sobat sekalian mari istighfar bersama jika kita merasa sulit menghitungnya. Dilemari kamar ini katanya isinya baju kita ajah, eh ternyata barang-barang kita ada juga dilemari nya anak-anak, dilemarinya suami. Bahkan di ruang yang kita sebut gudang.

Mari coba kita renungkan dari semua baju yang kita punya dan tumpuk di rumah apakah semua  dipakai? Atau yang mana yang sering kita pakai, apakah itu-itu saja? Hem….sepertinya yang nyaman hanya beberapa. Lah terus bagaimana dengan yang lain? Apa fungsinya mereka  menghuni di rumah kita? apakah  mereka ngontrak lemari kita ya? 

 Bagaimana tidak ngontrak atau bahkan seakan memiliki rumah kita, wong keberadaan mereka di rumah kita ada yang setahun,  hampir lima tahun bahkan sepuluh tahun dan sedihnya mereka tidak atau belum kita kenakan, dia hanya diam termenung, dan menumpuk di lemari kita. Bahkan…..sssttt kadang ada yang masih packingan dari toko dan masih ada tempelan harganya pula.

Ya Alloh…..segitunya ya kita, dulu pas beli baju buat apa? Sekedar inginkah karena trend atau kekinian modelnya? Atau memang butuh? Hem….jangan sampai  karena sebuah alasan kita mencoba memaksa memaklumi diri sendiri, “maklum lah kaum wanita suka belanja”. hiks……kalau ada diskon pinginnya sih tutup mata. Ternyata belum bisa. Termasuk saya salah satunya. Kalau mau belanja offline padahal sudah dicatat nih kebutuhan dari rumah, nyatanya ketika sudah on the spot, bakal ada barang-barang yang tak tercatat namun kebeli,  atau mau beli sesuatu via online pun juga demikian ketika melihat barang yang diskon sering kalah sama ajakan nafsu, terus dibayang bayangi syetan “ mumpung diskon” belum tentu ada diskon lagi. Duh ya Rabb!

Padahal kalau kita bisa mengekang  nafsu kita untuk membeli baju yang "sekedar ingin" tadi dengan baik, maka kita akan mampu menata pengeluaran dengan baik, uang tersebut bisa kita alokasikan ke yang lain yang lebih faedah. Dan pula masih banyak saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita, walau hanya sekedar baju. Untuk kebutuhan primer yang namanya makan saja mereka susah makanya mereka tidak memikirkan baju. Eh….kitanya masih mikirkan menambah koleksi.

Ohya Ini masih soal baju kita lho ya, kita para kaum hawa belum ke baju keluarga kita, baju suami, baju anak-anak yang sudah mulai kekecilan dan mungkin penghuni lain di rumah kita. Maka sebuah pesan yang menarik dari sang mentor adalah jika kita menyortir barang termasuk kategori baju ini. cara yang paling gampang adalah tanyakan pada diri sendiri, setiap menyortir baju kita “ ini baju membuat saya bahagia atau tidak” kalau iya simpan. Tapi kalau tidak maka lepaskan, sedekahkan. Sekali lagi tinggalkan kata, nanti kalau dibutuhkan gimana? Insya Allah akan Allah ganti dengan yang lebih baik. Sekali lagi jangan sampai karena masalah perbajuan yang jumlah over ini memperlama hisab kita nanti.

Yuk mari beristighar kembali dan saling mengingatkan ya sobat. wallohualam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar