Rabu, 20 Mei 2015

PEMUDA DAN MOMENTUM KEBANGKITAN


       
Pemuda merupakan pilar kebangkitan
Dalam setiap kebangkitan
Pemuda adalah rahasia kekuatannya
Dalam setiap fikrah,
Pemuda adalah pengibar panji-panjinya
(HASAN AL BANNA)

                                                 



                     http://www.slideshare.net/hattasyamsuddin/pemudadankebangkitaislam

SEMANGAT MUDA....!!!!! Konon Kebangkitan Nasional adalah merupakan masa bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Negara Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 350 tahun oleh Negara Belanda. Kebangkitan Nasional ditandai dengan 2 peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Waktu seratus tahun lebih sejak tahun 1908 mestinya menjadi momentum yang tepat untuk merefleksi kembali pengalaman Indonesia dengan kebangkitan nasional relasinya dengan kaum muda pada masa kini.

Namun bagaimana dengan kebangkitan nasional kini, benarkah sesuai dengan harapan dan cita-cita para penghusungnya? harapan dalam setiap event peringatan adalah bukan ritual peringatannya, tapi lebih pada nilai edukatif dan afektif yang dapat dijadikan tauladan generasi muda masa kini. Berbicara tentang pemuda tentu tidak lepas dengan sejarah tentang perjuangan para pemuda tempo dulu yang menjadi salah satu garda terdepan dalam memperjuangkan kemerdekaan negeri ini. Mereka adalah aktor dalam membawa negeri ini untuk mendapat angin segar, mendapat pengakuan dunia akan kebebasan dari penjajah.

Merunut pada peran utama seorang pemuda adalah sebagai penjaga nilai (guardian of value), agen perubahan (agent of change) dan iron stock (pengganti generasi sebelumnya) dalam masyarakat. Selain itu pemuda  juga diharapkan punya kekhasan karakter yaitu: kritis, idealis, enerjik, dan mandiri. Bisa dibayangkan betapa majunya suatu negara jika semua pemudanya menjalankan semua peran dan mengembangkan potensinya tersebut. Sayangnya, kondisi pemuda di Indonesia sekarang ini jauh dari harapan ideal tersebut.

Mari kita lihat keadaan pemuda di Indonesia kekinian. Walaupun banyak prestasi positif yang diraih para pemuda, prestasi negatif pun tak kalah banyaknya. Bahkan sebenarnya, hal-hal negatif ini jauh lebih banyak. Banyak ragam kasus asusila pelakunya adalah pemuda,  belum lagi kasus HIV-AIDS yang terus meningkat, aborsi, pornografi,  pornoaksi, prostitusi, tawuran, dan geng motor. Selain itu gaya hidup konsumtif, permisif, dan  individualis makin lekat saja dengan keseharian para pemuda. Berburu tiket konser, menonton acara live music, dan update hal-hal yang berbau korea adalah hal-hal penting bagi para pemuda saat ini. Mudahnya mereka mengakses medsosuntuk kegiatan negatif  menambah semakin parahnya generasi muda kini. Alhasil mereka disibukkan dengan hal-hal yang semakin menjauhkan mereka memikirkan kemajuan dan kebangkitan umat dinegeri tercinta ini khususnya dan dunia pada umumnya.  

Tidak ada kata terlambat dalam sebuah perbaikan, dan  keadaan seperti ini tak boleh membuat kita lengah,terus terpuruk. Saatnya kita jadikan momentum kebangkitan ini untuk kembali menggebrak semangat para pemuda kita untik menyadari perannya kembali. Banyak kegiatan yang bisa kita dorong untuk mereka menunjukkan prestasinya dalam hal positif, dilingkungan sekolah misalnya para pemuda (red. Pelajar) diberikan wadah atau ruang untuk mengekspresikan dan mengeksplorasi energi positifnya ke kegiatan ekstrakurikuler itu yang bernuansa akademik, sport, atau nuansa reliji, sehingga mereka tidak ada waktu untuk memikirkan atau berbelok kekegiatan  negatif. Sedangkan untuk mereka yang mahasiswa sebagai kaum  elit  didorong untuk menciptakan panggung-panggung kekritisan yang lebih terarah, kemandirian yang lebih matang, kerelijiusan yang lebih mantap serta panggung panggung lainnya untuk mengeksplorasi diri dan mempersiapkan diri  untuk kepeimpinan masa depan yang lebih bermartabat. Sedangkan diluar kedua golongan itu yang masih masuk range pemuda baik itu usia biologis atau sosiologis entah itu pemuda kampung, pemuda kantor atau yang lainnya mari kita dorong mereka untuk terus berkarya, karena mereka semakin dekat dengan tampuk kepemimpinan itu. Jerih payah kita hari ini dalam mendampingi para pemuda akan kita rasakan kelak jika mereka menjadi seorang pemimpin atau paling tidak jika umur tak bersua maka akan jadi amal jariyah kita. Amin. 
By Bunda Nisa
Guru, Mompreneur