Senin, 05 Oktober 2020

REVIEW KELAS BERBENAH SADIS PART 6

 


“Bunda..dimana buku Bahasa arabku?“ Teriak si sulung."Lho kan di rak lemari meja belajar biasanya kan nduk.”jawabku.

“Nggak ada bund….”pungkasnya

Suatu pagi, teriakan si sulung membuyarkan aktivitas beberes saya di dapur. Akhirnya saya pun ikut mencari itu buku. Hem….Dia yakin tidak ketinggalan disekolah. Kami mencari di ke empat rak buku di rumah kami. Dan akhirnya setelah mencari lagi, ...aha ketemulah diatas tumpukan buku yang sudah tidak dipakai lagi. Lho…..kok bisa disitu, padahal tumpukan buku itu untuk buku lama yang sudah tidak dipakai, Tanya saya. Kakakpun menggeleng kepala bingung mau jawab apa.

Kalau ingat peristiwa ini jadinya merasa bersalah. Kenapa saya masih saja membiarkan tumpukan buku tak terpakai di rumah. Eman dibuang adalah alasan utama saya. Kawatir kalau nanti masih dibutuhkan oleh si adik. Padahal kurikulum itu kan tidak selalu sama ya. Selain itu kalau mau memberikan juga bingung mau memberikan kesiapa. Sudah Tanya sana-sini tapi masih nihil informasi karena buku-buku yang ditumpuk itu adalah buku pelajaran.

Buku adalah salah satu kategori yang harus diberesin dalam kelas ini. Wuih….padahal dari dulu kami berdua selalu berprinsip bahwa buku adalah salah satu harta berharga kami, makanya banyaknya buku dirumah kami tak membuat kami merasa keberatan. Beda dengan barang lain. Alhasil termasuk paling berat untuk melepas buku ini. Kalau buku pelajaran si kakak yang sudah tidak terpakai sih tidak masalah, tapi buku-buku kami yang lain yang masih susah menego hati kami.

Tapi kembali sang mentor mengingatkan, apakah benar banyaknya buku dirumah kami dibaca semua? Ah sobat sekalian kalau diberi pertanyaan ini kami tidak mampu menjawab. Karena ternyata betapa banyak buku dirumah lama tidak terbaca. Tidak terbaca alasannya macam-macam, ada yang karena sudah dibaca dan malas mengulang, adapula buku asal beli padahal tidak sesuai passion.  Buku kami semakin banyak ketika kami masing-masing ketika menikah membawa harta benda ini dari kos kami masing-masing. termasuk kertas –kertas yang entah antara kami malas membuang dan malas memilah.

 Yang lebih mengagetkan adalah masih ada buku yang terpacking plastik ini. Jumlanya tidak 1-2 kadang ada sepuluhan buku. Lho mau bagaimana wong kami terutama suami hobi banget beli buku. Beli banyak alasan utama mumpung ada expo dan mumpung diskonnya besar. Gusti, apakah ini nanti tak memberatkan pertanggungjawaban kami diakhirat. Padahal sekarang buku jarang terjamah, karena senang membaca yang di medsos daripada buku, karena lebih cepat, lebih mudah dan tidak harus bawa-bawa buku kemana-mana.

Akhirnya meskipun berat, karena buku yang jumlahnya ribuan ini adalah harta benda kesayangan kami. Tapi karena kawatir pertanggungjawaban di akhirat kelak, maka akhirnya menjadi sasaran berbenah kami. Bukan hanya di rapikan, tapi juga di sortir habis-habisan. Kemana larinya buku yang tidak dipakai…..alhamdulillah setelah nihil mencari informasi, akhirnya malah ada saudara yang mau menampung buku-buku yang tidak dipakai itu  Ya Rabb ringankan hisab kami karena harta buku ini.

1 komentar:

  1. Wah...jadi pengen ikut kelas berbenah. Agar bisa membenahi diri sendiri.
    Untuk buku - buku yang sudah tidak diinginkan dirumah, bisa di donasikan ke Taman Baca terdekat Mbak, sekarang banyak Taman Baca bertebaran yang membutuhkan buku bacaan.

    BalasHapus