“Yuk Bi bikin budikdamber di ember!” obrolan
ringan dengan suami di suatu sore di akhir bulan April. Saat itu pandemi baru
berumur dua bulan. Viralnya budikdamber
ini memantik semangat kami untuk merealisasikan budikdamber di rumah kami juga.
Apalagi kami yang tinggal di perumahan, tak punya lahan yang luas sepertinya
budidaya dalam ember ini cocok sekali diterapkan di rumah kami. Selain itu
alasan yang lainnya adalah kami harus bersiap untuk kebutuhan pangan di rumah
agar tidak banyak keluar rumah, karena saat itu kami mikir pandemic ini kedepan
masih unpredictable.
Sebulan
lebih setelah obrolan ringan itu, ternyata pak suami baru merealisisr rencana
kami ini. Alhamdulillah jeda waktu rencana dan realisasi saya pakai untuk
mencari ilmu tentang budikdamber ini via media sosial dll. Menurut saya sekilas
tidak terlalu sulit. Apalagi kami yang masih pemula dan baru kali pertama
mencoba budidaya ikan di ember ini. Tepat
tanggal 23 Juni sepulang dari kantor saya mampir beli bibit ikan di tempat
pembenihan ikan tak jauh dari rumah. Tempat
ini kami dapat infonya dari mencari
informasi dimana bisa beli bibit ikan dari seorang teman. Harga bibit lele saat
itu 20.000 per 150 ekor ukuran jari kelingking. Karena waktu menunjukkan pukul
2 siang, pihak pembibitan menyarankan untuk tidak beli dulu ikan Gurami. Karena
Gurami ini gampang stress jadi
bisanya di ambil kalau pagi hari atau sore hari saja.
Baiklah
kamipun membeli ikan lele dulu. Keesokan harinya kami baru beli bibit ikan
gurami yang soal harga jauh lebih mahal dibandingkan dengan ikan lele yaitu
75.000 untuk 50 ekor seukuran telapak tangan bayi. Lantas hal apa saja yang kami
siapkan untuk budidaya ikan di ember ini.
Pertama, ember
berukuran minimal 85 Liter harga didaerah saya Rp. 65.000, kebetulan kami sudah
mempunyai dua ember sebelumnya. Jadi hanya nambah 1 buah ember saja.
Kedua, Pakan ikan.
Alhamdulillah saat membeli ikan kamipun dapat referensi dimana bisa beli pakan
ikan. Ternyata letaknya juga tak jauh dari tempat pembenihan itu. Dan disana
sekalian beli jarring.
Ketiga, jaring. Jaring
ini fungsi nya untuk menjaring ikan saat panen atau saat membersihkan embernya.
Keempat, air. Tentu saja
air ini adalah hal utama dalam memelihara ikan. Jika kotor ya segera
dibersihkan.
Tambahan
lainnya adalah arang,tisu dan bibit
kangkung, botol bekas dan kawat.
Setelah
hampir 2 mingguan kami budidaya ikan ini, Alhamdulillah si lele aman-aman saja.
Hanya mati satu ekor, namun kangkung yang kami taruh diatasnya dengan media
arang kemudian benih ditaburkan di atasnya dilapisi tisu ahgar tak jatuh
kedasar ternyata tidak tumbuh sama sekali. Padahal kami sudah cari ilmunya
tentang budiddaya kangkung diatas ember. sempat berkali-kali lihat video
tutorialnya, kayaknya ga ada yang salah kok ya masih tidak bisa tumbuh. Akhirya
kami turunkan dan kami coba ganti arang dengan tanah, kemudian untuk kangkung
kami pakai konsep regrow (menumbuhkan
kembali dari batang) kangkung yang kami beli daunnya kami masak, batangnya kami
tanam. Ternyata tiga hari kemudian muncul dedaunan dan seger masya Allah.
Terus
bagaimana dengan si Gurami. Qodarullah
dari 50 Gurami yang mati sekitar 30 ekor. Kami cari tahu mengapa ini terjadi. Ternyata
setelah diselidiki, karena matanya kuning berarti ini keracunan makanan alias
kebanyakan makanan begitu menurut sumber di youtube.
Selain itu mungkin juga fator tempat yang untuk ikan jenis sensitive seperti
Gurami ini butuh lebih luas tempatnya. Jadi kalau di ember ukuran di atas 100
liter mungkin lebih luas.
Dan
itu tidak mati sekali waktu, berturut-turut selama beberapa hari. Namun setelah
air diganti dengan jumlah lebih sedikit serta pemberian makanan yang lebih
tertib membuat Gurami pun awet di usianya 3 bulan ini. Kami harus bersabar
hingga 9 bulan baru bisa dipanen. Berbeda dengan ikan lele yang menurut info
lebih tahan musim dan cepat panen. Bayangan kami bulan Oktober inilah saatnya
kami panen. Lele yang berada di dua ember ini, qodarullah pisan mati sekitar 100
ekor di salah satu bak. Padahal sudah siap panen. Kalau dari warnanya sama, kuning sepertinya induikasinya
juga sama karena kebanyakan makanan ditambah beberapa hari lalu ukuran makanan
lebih besar dari sebelumnya. Huwa…akhirnya sisa 35 an ekor ini kami rawat dengan
baik.
Mau
memanen pun tak segera kami realisasikan, malah kasihan. Sedangkan kangkung yang
berada di atas nya sudah berkali-kali panen. Setelah kami pikir ternyata, masya Allah adanya ikan ini menjadi
hiburan tersendiri di rumah kami. Selain kami, anak-anak pun juga sangat senang
memelihara ikan ini, bahkan mereka lah yang bertanggung jawab menyiram kangkung
dan memberi makan ikannya. Maka Nikmat
manalagi yang kamu dustakan?! (Arrahman)
Wah..
BalasHapusKeren..
Semoga sisa ikannya gak ada yang mati lagi, Kak..
tetap produktif meski pandemi. kerennn...
BalasHapusProduktif!
BalasHapusSemangat kakak usaha tidak menghianati hasil
Wahh, idenya kreatif mbak :)
BalasHapusMantap, keren nih. Jadi pengen coba
BalasHapusKalau dulu ada istilah tambulampot (tanaman buah dalam pot) wahh ilmu baru nih tanam kangkung. Lebih keren budidaya ikan di ember... Makasih banyak ilmunya mbk
BalasHapusAku di rumah pelihara ayam Kak. Anakku sukanya ayam soalnya. Hehe... Semoga lancar dan berkah selalu yah kak.
BalasHapusWah, pelihara ikan sekaligus bisa mengajarkan tanggung jawab ke anak ya. Mantap, Kak :)
BalasHapusSaya malah baru tau kalau Budi daya ikan bisa di dalam ember, waah informatif sekali mbak tulisannya..
BalasHapusSetelah lihat videonya, baru kebayang seperti apa cara membudidayakannya.
BalasHapusNggak pakai gelembung udara berarti ya.
Saya sudah pernah dengar tentang budidaya ikan di ember, tapi baru ini membaca dari yang sudah terjun langsung. Nggak mudah ya mbak ternyata..
BalasHapusMengispirasi bis auntuk.kegiatan anak2 nich ...terima kasih infonya
BalasHapusSeru ya kegiayan sama anak2nya, nih.... Anakku kalau udah gedean aku ajak main ginian ah
BalasHapus..
MaasyaAllah senang sekali bermain ikan bersama keluarga tercinta hehhee
BalasHapusAku jadi kepikiran buat budidaya di ember juga. Makasih idenya bisa mengurangi jentik2 nyamuk di musim ujan gini ya
BalasHapusKreatif banget hahaa, bisa ditiru nih di rumah
BalasHapusKeren, patut dicoba nih. kayanya lele akan lebih bertahan dalam kondisi air di ember ya
BalasHapusHana piara kucing sama ayam di rumah kak. Ikan, bisa jadi pilihan selanjutnya. Keren tulisannya kak 😊
BalasHapusWah, bagus buat di ATM kan nih...
BalasHapus