Jumat, 09 Oktober 2020

BUDIDAYA IKAN DI EMBER ALA OMAH IJO (SEBUAH CERITA)

 

 


Yuk Bi bikin budikdamber di ember!” obrolan ringan dengan suami di suatu sore di akhir bulan April. Saat itu pandemi baru berumur dua bulan.  Viralnya budikdamber ini memantik semangat kami untuk merealisasikan budikdamber di rumah kami juga. Apalagi kami yang tinggal di perumahan, tak punya lahan yang luas sepertinya budidaya dalam ember ini cocok sekali diterapkan di rumah kami. Selain itu alasan yang lainnya adalah kami harus bersiap untuk kebutuhan pangan di rumah agar tidak banyak keluar rumah, karena saat itu kami mikir pandemic ini kedepan masih unpredictable.

Sebulan lebih setelah obrolan ringan itu, ternyata pak suami baru merealisisr rencana kami ini. Alhamdulillah jeda waktu rencana dan realisasi saya pakai untuk mencari ilmu tentang budikdamber ini via media sosial dll. Menurut saya sekilas tidak terlalu sulit. Apalagi kami yang masih pemula dan baru kali pertama mencoba budidaya ikan di ember ini.  Tepat tanggal 23 Juni sepulang dari kantor saya mampir beli bibit ikan di tempat pembenihan ikan  tak jauh dari rumah. Tempat ini kami dapat infonya dari  mencari informasi dimana bisa beli bibit ikan dari seorang teman. Harga bibit lele saat itu 20.000 per 150 ekor ukuran jari kelingking. Karena waktu menunjukkan pukul 2 siang, pihak pembibitan menyarankan untuk tidak beli dulu ikan Gurami. Karena Gurami ini gampang stress jadi bisanya di ambil kalau pagi hari atau sore hari saja.

Baiklah kamipun membeli ikan lele dulu. Keesokan harinya kami baru beli bibit ikan gurami yang soal harga jauh lebih mahal dibandingkan dengan ikan lele yaitu 75.000 untuk 50 ekor seukuran telapak tangan bayi. Lantas hal apa saja yang kami siapkan untuk budidaya ikan di ember ini.

Pertama, ember berukuran minimal 85 Liter harga didaerah saya Rp. 65.000, kebetulan kami sudah mempunyai dua ember sebelumnya. Jadi hanya nambah 1 buah ember saja.

Kedua, Pakan ikan. Alhamdulillah saat membeli ikan kamipun dapat referensi dimana bisa beli pakan ikan. Ternyata letaknya juga tak jauh dari tempat pembenihan itu. Dan disana sekalian beli jarring.

Ketiga, jaring. Jaring ini fungsi nya untuk menjaring ikan saat panen atau saat membersihkan embernya.

Keempat, air. Tentu saja air ini adalah hal utama dalam memelihara ikan. Jika kotor ya segera dibersihkan.

Tambahan lainnya adalah arang,tisu dan bibit kangkung, botol bekas dan kawat.

Setelah hampir 2 mingguan kami budidaya ikan ini, Alhamdulillah si lele aman-aman saja. Hanya mati satu ekor, namun kangkung yang kami taruh diatasnya dengan media arang kemudian benih ditaburkan di atasnya dilapisi tisu ahgar tak jatuh kedasar ternyata tidak tumbuh sama sekali. Padahal kami sudah cari ilmunya tentang budiddaya kangkung diatas ember. sempat berkali-kali lihat video tutorialnya, kayaknya ga ada yang salah kok ya masih tidak bisa tumbuh. Akhirya kami turunkan dan kami coba ganti arang dengan tanah, kemudian untuk kangkung kami pakai konsep regrow (menumbuhkan kembali dari batang) kangkung yang kami beli daunnya kami masak, batangnya kami tanam. Ternyata tiga hari kemudian muncul dedaunan dan seger masya Allah.

Terus bagaimana dengan si Gurami. Qodarullah dari 50 Gurami yang mati sekitar 30 ekor. Kami cari tahu mengapa ini terjadi. Ternyata setelah diselidiki, karena matanya kuning berarti ini keracunan makanan alias kebanyakan makanan begitu menurut sumber di youtube. Selain itu mungkin juga fator tempat yang untuk ikan jenis sensitive seperti Gurami ini butuh lebih luas tempatnya. Jadi kalau di ember ukuran di atas 100 liter mungkin lebih luas.

Dan itu tidak mati sekali waktu, berturut-turut selama beberapa hari. Namun setelah air diganti dengan jumlah lebih sedikit serta pemberian makanan yang lebih tertib membuat Gurami pun awet di usianya 3 bulan ini. Kami harus bersabar hingga 9 bulan baru bisa dipanen. Berbeda dengan ikan lele yang menurut info lebih tahan musim dan cepat panen. Bayangan kami bulan Oktober inilah saatnya kami panen. Lele yang berada di dua ember ini, qodarullah pisan mati sekitar 100 ekor di salah satu bak. Padahal sudah siap panen.  Kalau dari warnanya sama, kuning sepertinya induikasinya juga sama karena kebanyakan makanan ditambah beberapa hari lalu ukuran makanan lebih besar dari sebelumnya. Huwa…akhirnya sisa 35 an ekor ini kami rawat dengan baik.

Mau memanen pun tak segera kami realisasikan, malah kasihan. Sedangkan kangkung yang berada di atas nya sudah berkali-kali panen. Setelah kami pikir ternyata, masya Allah adanya ikan ini menjadi hiburan tersendiri di rumah kami. Selain kami, anak-anak pun juga sangat senang memelihara ikan ini, bahkan mereka lah yang bertanggung jawab menyiram kangkung dan memberi makan ikannya. Maka Nikmat manalagi yang kamu dustakan?! (Arrahman)

 

19 komentar:

  1. Wah..
    Keren..
    Semoga sisa ikannya gak ada yang mati lagi, Kak..

    BalasHapus
  2. tetap produktif meski pandemi. kerennn...

    BalasHapus
  3. Produktif!
    Semangat kakak usaha tidak menghianati hasil

    BalasHapus
  4. Kalau dulu ada istilah tambulampot (tanaman buah dalam pot) wahh ilmu baru nih tanam kangkung. Lebih keren budidaya ikan di ember... Makasih banyak ilmunya mbk

    BalasHapus
  5. Aku di rumah pelihara ayam Kak. Anakku sukanya ayam soalnya. Hehe... Semoga lancar dan berkah selalu yah kak.

    BalasHapus
  6. Wah, pelihara ikan sekaligus bisa mengajarkan tanggung jawab ke anak ya. Mantap, Kak :)

    BalasHapus
  7. Saya malah baru tau kalau Budi daya ikan bisa di dalam ember, waah informatif sekali mbak tulisannya..

    BalasHapus
  8. Setelah lihat videonya, baru kebayang seperti apa cara membudidayakannya.
    Nggak pakai gelembung udara berarti ya.

    BalasHapus
  9. Saya sudah pernah dengar tentang budidaya ikan di ember, tapi baru ini membaca dari yang sudah terjun langsung. Nggak mudah ya mbak ternyata..

    BalasHapus
  10. Mengispirasi bis auntuk.kegiatan anak2 nich ...terima kasih infonya

    BalasHapus
  11. Seru ya kegiayan sama anak2nya, nih.... Anakku kalau udah gedean aku ajak main ginian ah
    ..

    BalasHapus
  12. MaasyaAllah senang sekali bermain ikan bersama keluarga tercinta hehhee

    BalasHapus
  13. Aku jadi kepikiran buat budidaya di ember juga. Makasih idenya bisa mengurangi jentik2 nyamuk di musim ujan gini ya

    BalasHapus
  14. Kreatif banget hahaa, bisa ditiru nih di rumah

    BalasHapus
  15. Keren, patut dicoba nih. kayanya lele akan lebih bertahan dalam kondisi air di ember ya

    BalasHapus
  16. Hana piara kucing sama ayam di rumah kak. Ikan, bisa jadi pilihan selanjutnya. Keren tulisannya kak 😊

    BalasHapus
  17. Wah, bagus buat di ATM kan nih...

    BalasHapus