Minggu, 11 Oktober 2020

BERBAGI PERAN DALAM RUMAH

 


Setiap orang terlahir dengan perannya masing-masing. Dan yang paling utama adalah peran dalam keluarga. Karena peran dalam keluarga ini adalah pondasi, ketika ia keluar kalau pondasinya kuat maka tak akan mudah goyah.

Keluarga kami pun terus belajar untuk menerapkan peran masing-masing, agar harmonisasi keluarga terus terjaga. Kami memahaminya sebagai peran primer dan peran sekunder. Peran primer seperti ayah sebagai kepala rumah tangga, tentu tak akan tergantikan selama ayah masih ada. Sedang peran sekunder adalah lebi pada pembagian tugas di rumah. Seperti juga peran primer, peran sekunder ini mempunyai peran sangat penting. Kami menyebutnya peran sekunder ini adalah tugas di rumah.

Pembagian peran atau tugas sekunder ini bisa melalui musyawarah bersama anggota keluarga. Tak selamanya memasak itu peran ibu yang tak tergantikan, suatu ketika bisa jadi ayah yang memasak. Ini tergantung kesepakatan. Mengantar anak sekolah ataupun menjemputnya juga tidak selalu peran ayah, bisa juga ibu namun sekali lagi tergantung kesepakatan bersama.

Seperti di rumah kami, pembagian peran atau tugas yang dilakukan berdasarkan kesepakatan di musyawarah keluarga adalah hal yang wajib kami patuhi. Meskipun dalam perjalanannya dipastikan ada ketidaktertiban dalam pelaksanaan. Akan tetapi karena ini sebuah keputusan maka harus berusaha mengerjakan, tapi jika memang benar-benar tidak bisa maka harus dikomunikasikan.

Saat ini di rumah kami yang bertugas memasak adalah ayah, maka untuk membantu ayah mudah dan hemat waktu dalam memasak ketika akhir pekan bunda membuatkan bumbu dasar. Karena penghuni di rumah sudah kadung selera lidahnya masakan bunda. Ditambah lagi Ayah mempunyai peran atau tugas memandikan si bungsu, tentu ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit, kadang waktunya mandi si bungsu masih lari kesana kemari. Dan tugas selanjutnya adalah menyiapkan kendaraan ayah-bunda untuk berangkat kerja dan juga menyiram bunga serta sayuran di sekitar rumah.

Sedangkan bunda, selama daring ini tugas utama adalah mendampingi belajar anak-anak dan memastikan tugas serta ulangannya terkirim semua. Selain itu mendampingi anak-anak dalam mengaji dengan mentahsin tilawahnya serta murojaah hafalannya. Tugas lainnya adalah merapikan seluruh isi rumah yang tidak menjadi tugas anak-anak.

Si kembar memiliki peran utama yaitu merapikan kamar sehabis tidur. Berikutnya adalah mengangkat cucian ke lantai dua, kemudian mencucinya serta menjemurnya juga. Selain itu mereka memiliki peran memastikan lantainya bersih serta menyiram sayur dan bunga dilantai 2.

Sedangkan si Sholih yang masih TK memiliki peran sederhana, namun tetap kami ajak berperan agar dia terbiasa dan kemandiriannya terbentuk sejak dini. Dia berperang menata dan merapikan sandal-sepatu, menyiram  bunga di garasi serta memberi makan ikan di ember.

Peran-peran ini tentunya mudah dilakukan dikala hati sedang gembira, namun dikala hati sedang dirundung kemalasan tentu tidak akan berjalan dengan lancar. Terutama anak-anak, mereka masih harus sering diingatkan agar menyelesaikan tugas atau perannya dengan baik. Agar tidak mudah bosan biasanya dua pekan sekali kami evaluasi, dan bisa berganti peran atau tugas agar tidak bosan. Kami merasa sebenarnya melibatkan anak-anak dalam pengerjaan tugas rumah tangga ini berat, kesuwen Bahasa jawanya (kelamaan). Namun karena kami ingin membangun anak-anak bukan mengurus anak-anak, meskipun berat kami ikutsertakan mereka bersama dalam tugas ini. Sebenarnya kami sangat bisa melakukan sendiri, namun membersamai mereka dalam practicle life adalah hal penting yang harus kami lakukan agar terbentu kemandirian mereka. Susahnya kami hari ini insya Allah akan kami petik hasilnya saat mereka dewasa, sedangkan jika apa-apa kami laukan sendiri maka kerepotan kami akan petik juga saat mereka dewasa. Begitu nasehat bang Aad seorang pakar parenting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar