Sabtu, 12 September 2020

REVIEW KELAS BERBENAH SADIS (PART 1 )

 


Sobat, bagamana kalau kalian mendengar kata sadis? Iiih… ngerikan ya. Nah,  bagaimana kalau kata sadis ini dipakai dalam beberes? Seremnya kek gimana ya? Iya serem banget sih. Kalau tidak serem ga lulus - lulus nanti alias tereliminasi.


                                                            sumber: google

Alhamdulillah Maret lalu, kira-kira sebulan sebelum Ramadan, alhamdulillah Allah beri kesempatan saya untuk mengikuti kelas kece ini. diasuh oleh coach yang superkece dengan asisten yang killer namun baik hati. Beberapa bulan sebelumnya sebenarnya sudah ingin mengikuti kelas ini namun maju mundur karena takut bener sama kata sadisnya itu lho, kawatir-kalau belum-belum sudah tereliminasi karena ditengah kesibukan yang bejibun.  Bahkan saya sudah menunggu sejak batch #2 . Akhirnya bismillah demi hidup yang lebih baik, lebih layak maka saya pun memberanikan diri mengikutinya. Dan Alhamdulillah seatnya masih ada jadi langsung bismillah daftar. Saat saya daftar konon sekitar semingguan fullseat, setelah batch saya hanya 2 jam saja sudah fullseat. Makanya sampai ada waitinglist. Dan kini saya sedang waiting list tingkat advance.

Sadis biasa kami para peserta artikan sangat disiplin, tak hanya beberesnya saja yang sadis. Disiplin mengumpulkan tugas, absen serta aktif mengikuti materi dan diskusi adalah kegiatan yang wajib dilakukan setiap hari dengan jam yang sudah ditentukan oleh mentor,  kecuali hari libur yaitu hari kamis dan ahad. Penilaian sang coach bener-benar disiplin dan kalau sekali tidak mengumpulkan tugas atau absen kami mendapat nilai nol, maka otomatis kalau sudah 4 kali nol maka akan di DO (Drop Out) alias di dikeluarkan dari group. Dan otomatis tidak lulus. Berapa banyak teman saat itu tidak menikmati kelulusannya karena harus DO duluan sebelum kelas berakhir. Apakah ada yang mengulang? Ada. Karena DO batch sebelumnya akhirnya daftar lagi. Saya sendiri mencoba bertahan agar bisa mendapatkan ilmu secara utuh hingga akhir kelas. Ohya kelas ini tak hanya kelas materi saja, tapi ada workshop atau prakteknya sehingga benar-benar meresap di hati dan pikiran kami.

Sebelum berbenah kami mendapat tugas yaitu, menuliskan tentang harapan mengikuti kelas ini. tentu harapan terbesarnya adalah rumah jadi bersih dan rapi serta plong karena berkurangnya barang yang ada di rumah. dan minimnya barang ini bukan berarti kita tidak punya apa-apa tapi mengurangi barang yang tidak dipakai seperti hidup minimalis ala babang Fumio  Sasaki dan beberes ala tante Marie Kondo.  Pra tugas selanjutnya adalah menuliskan secara terperinci kondisi tempat tinggal dan juga perilaku penghuninya dan perasaan ketika menghuninya. Ya Rabb, saya malu sesi ini. Malu sama Allah sudah menitipkan rumah mungil ini ternyata kami belum bisa menjaga dan merawatnya dengan baik. Dan perilaku penghuninya masih suka bersih-bersih sekedarnya saja. Memasuki masa tugas benar-benar kami tidak boleh salah baca, tertinggal atau alasan lainnya. Mentor tidak akan menerima alasan apapun makanya kudu hati-hati dalam membaca informasi.

Tugas pertama adalah membuat mindset tentang berbenah. Apa gunanya mindset ini? gunanya adalah ketika saya lelah beberes maka dengan melihat ini maka akan bersemangat kembali. Mindset ini seperti visi besar kami para peserta untuk berbenah di rumah. Sehingga ditulisnya mindset ini seperti peletup semangat saat kami lelah hayati.

Tugas kedua adalah  memfoto kondisi ruang atau item yang akan menjadi korban pertama kesadisan berbenah. Atau Bahasa kerennya “before” nya deh. Alhamdulillah, tugas ini hanya dikirim ke teteh mentor saja. Biasanya ada beberapa tugas yang lainnya harus di posting di media social.

Tugas ketiga mencatat jadwal berbenah. Nah jadwal ini kita sendiri yang buat sesuai dengan kemampuan dan waktu yang kita punya, hanya saja dibatasi tidak sampai kelas ini berakhir. Kelas dengan lama 25 hari ini ternyata tidak 100% bisa beberes sesisi rumah. tapi Alhamdulillah mendekatilah. Berikut jadwal saya beberes waktu itu:

a.   Pakaian : 24 sd 29 maret 2020 dirinci lagi pakaian bunda, ayah, anak, tas,sepatu dll

b.   Rak buku : 30 maret – 5 april 2020:  dirinci rak buku sekolah, rak buku umum, rak buku di ruang baca anak.

c.   Dapur: 11 April 2020 dirinci kitchen setnya dan meja makannya

d.   Komono atau Pernak-pernik : 18-19 April 2020.

e.   Barang sentimentil :Kertas dan foto: 20 April 2020

Dari sekian kategori yang akan diberesin ini ternyata setelah dipraktekkan yang paling lama adalah pernak-pernik,kebayang kan jumlahnya soalnya didalammnya ada mainan para bocah, juga barang sentimentil bukan jumlahnya yang membuat lama tapi mikirnya buang tidaknya yang bikin lama, secara disana ada foto kenangan, sertifikat kenangan dll.  dan paling cepat adalah kategori pakaian. Eh iya dan kali pertamanya tugas 3 ini saya mendapat nol bulat #eh harusnya paling akhir jam 13.00 hari itu saya kirim 13.22.

Tugas keempat adalah pertanyaan sudah pernah pernah melipat ala konmari apa belum. Heu-heu sebenarnya sudah setahun ini melipat baju si kakak kembar ala konmari, tapi ternyata setelah saya ikut kelas ini lipatan saya tanpa ilmu, ngasal bahasanya. Nah ikut kelas ini jadi tahu cara melipat yang benar ala konmari. Jadi ingat amal tanpa ilmu adalah musibah.

Tugas kelima adalah menghitung kategori pakaian dan berapa yang akan disimpan. Baru juga tugas lima ternya saya sudah mabuk di tugas ini soabt. Betapa banyak kategori ini. kalau di hitung hampir 600 an kategori pakaian ini termasuk pakaian, tas, sepatu dan kaoskaki. Jumlah penghuni rumah 6 orang, berarti rata-rata 100 per orang nih. Banyak banget yak! Tapi bismillah sortir harus segera mugngkin takut baying-bayang syetan untuk bisikin saya “eman” atau saying-sayang. Ohya yang sama pula harus cari rak atau kardus yang support untuk melipat ala konmari.

Tugas keenam menulis jumlah buku, ini juga termasuk kategori yang jumlahnya sangat banyak. Ada 942 buku di rumah dan hanya berani meninggalkan 800 an saja. Kalau baju sudah tahu harus dikemanakan hasil sortirannya, kalau buku bingung, tidak semua orang mau memanfaatkannya alias membacanya.

Tugas ketujuh adalah menulis jumlah komono. Untuk kategori kali ini saya ampun. Tidak bisa menghitung jumlahnya, selain banyak jumlahnya, dia juga berada dimana-mana. Nah makanya perlunya menyortir dan memberi “rumah” atau tempat buat mereka. Masih ingat kata sang mentor. Setiap barang harus mempunyai rumah alias tempat.  Dan agar mudah, semua dilabeli agar memudahkan saya dan penghuni rumah untuk mengidentifikasi.

Tugas kedelapan adalah barang senrtimentil termasuk didalamnya adalah kertas, foto, dan video baik yang cetak maupun file di gawai dan laptop. Saya yang punya hobi memfoto tapi bukan foto diri sih ”selfie” harus merelakan belasan ribu foto yang tak mungkin saya lihat kembali untuk didelete atau dibakar. Padahal diantaranya foto zaman semono. Kata sang mentor, tidak perlu semua dikenang, ayo tatap masa depan saja.

Tugas kesembilan adalah mengkategorikan mainan anak sesuai tingkat perkembangan anak berikut jumalahnya. Kenapa disesuaikan tingkat perkembangan anak, kawatirnya mainan yang sudah ga cocok untuk anak besar masih saja kita simpan. Nah, numpuk lagi kan. Kategori ini paling sulit juga. Tiap mau buang eh si bocah kekeh mempertahankan. Tapi rayuan jitu bunda Alhamdulillah si sholih merelakan meski bertahap.

Tugas kesepuluh berkenalan dan save 103 nomer dan nama peserta. Meski 2 hari waktunya ternyata cukup melelahkan save dan kenalan serta menjawab kenalan teman juga. Imagine sobat. Kata si teteh mentor lah masak iya hampir 20 hari ga kenalan sama teman di group. Meskipun di group sudah kenalan, pastinya jarang ada yang save satu-satu, makanya dengan wapri sendiri-sendiri maka akan lebih berasa kenalannya. Alhamdulillahnya tidak pas awal masuk kelas, karena jumlah 103 ini sisa yang bertahan dikelas.

Tugas kesebelas memilih review teman yang terbaik. Ini juga termasuk sulit setelah karena harus jalan-jalan ke semua facebook 103 teman, dan memilih yg terbaik. Ohya Alhamdulillah di poin kenalan tadi kami sudah saling memberitahu link facebooknya jadi agak mudah menemukan tulisan reviewnya. Sayangnya yang saya pilih tidak masuk juara.:)

Tugas keduabelas memilih foto terbaik teman nah inipunmengharuskan saya berjalan-jalan keliling Indonesia bahkan mancanegara. Karena kebetulan juga ada peserta orang Indonesia yang tinggal di luar negeri otomatislah saya pun jalan-jalan semalaman.

Tugas ketigabelas adalah mereview seluruh kegiatan selama kelas ini berlangsung mulai before dan afternya. Tugas ini paling mengesankan, karena bisa melihat foto before afternya milik saya sendiri dan juga teman-teman masya Allah.

Selain setigabelas tugas tersebut masih ada tugas-tugas lain, yang harus saya posting langsung di media social facebook. Secara keseluruhan kelas berbenah ini its work banget buat saya dan keluarga. Pada intinya berbenah itu butuh ilmu, jangan ngasal. berbenah itu butuh komunitas agar frekuensinya sama. Berbenah juga butuh dukungan, Dan terakhir semangat berbenah kita akan berdampak pada kesejukan jiwa para penghuninya dan yang pasti penghuni lainnya pun ikutan berbenah juga.

 

(Bersambung)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar