Minggu, 13 September 2020

PEMBELAJARAN DARING (PART 1)


Salah satu dampak dari pandemi Covid-19 yang melanda dunia sudah lebih dari enam bulan terakhir ini adalah pada aktifitas belajar-mengajar. Tak terkecuali di negeri ini, sejak pertengahan Maret aktifitas pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh menjadi sebuah pilihan kementerian pendidikan dan kebudayaan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 semakin meluas.

Semua jenjang pendidikan dari mulai PG, TK,  SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Tidak ada lagi aktifitas pembelajaran di ruang-ruang kelas atau secara klasikal sebagaimana lazimnya dilakukan disekolah. Siswa  bersekolah dan belajar di ruang-ruang virtual dengan sekolah dari rumah mereka masing-masing. Apakah mudah sekolah dengan model seperti ini?

Sungguh ini adalah pilihan maha berat, pilihan belajar dari rumah masih pilihan sangat tepat saat pandemi. Pemerintah meminimalisisr penyebaran covid 19 ini dai kalangan siswa atau berharap tidak ada cluster baru yang muncul dari siswa. Jadi meskipun berat tetap harus dilakukan. Karena ini urusan kesehatan dan nyawa tentunya. Namun pilihan yang di ambil ini memang sungguh mendadak, atau  tanpa persiapan yang memadai. Dari tenaga pendidikpun juga harus dibuat siap meski kalau ditanya ya tidak siap.  Akibatnya banyak tenaga pendidik “spaneng” menghadapi perubahan drastis ini.

Kegagapan daring pun juga dirasakan berat oleh siswa dan orang tua. Karena ruang belajar virtual sangat berbeda dengan ruang belajar klasikal. 

“Kita harus jujur proses adaptasi ke online learning juga sangat sulit. Paling tidak masih ada pembelajaran terjadi daripada sama sekali tidak ada pembelajaran”.kata Mas Nadiem,  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 

Sungguh memang ini kondisi yang terasa amat sulit, ingin tetap memberikan dan mempersiapkan SDM masa depan Indonesia, namun melihat kesiapannya  yang sangat jauh dari memadai ini akhirmya memberikan dampak yang kurang baik dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah pada metode pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. 

Bagi guru ini adalah pengalaman pertama mengajar di ruang kelas virtual secara keseluruhan, biasanya guru menggunakan ruang-ruang kelas secara virtual hanya untuk mata pelajaran atau guru tertentu saja. Sekarang pembelajaran daring ini semua mata pelajaran wajib mempunyai ruang kelas meskipun hanya dari ruang grup WAG (Whastapp Group) saja. Namun tentunya karena harus menggunakan ruang kelas virtual, support fasilitas seperti alat komunikasi dan juga internetnya harusnya memadai. Namun kenyataanya, masih jauh dari sempurna terutama untuk kalangan masyarakat yang minim pendapatan. Selain itu praktik pendidikan di era digital memerlukan inovasi dan kreasi yang terus-menerus sehingga guru maupun anak didik tidak mudah mengalami kejenuhan dan kebosanan, dan ini adalah tantangan tersendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar