SEMOGA BUKAN RAMADHAN TERAKHIR
Hari-hari ini adalah hari terakhir
kita berjumpa dengan bulan ramadhan. Bak
seorang tamu ia akan segera berpamitan untuk meninggalkan rumah kita. Dan kita tidak
tahu apakah tahun depan atau 2 sampai 3 tahun saat ia kembali kita masih bisa
menjumpainya. Ia akan segera berlayar meninggalkan kita. Tentu ada pertanyaan yang menghantui jiwa kita, masihkah
kita hidup ramadhan tahun depan? Masihkan kita bisa sujud untuk terawih di
masjid bersama keluarga, sanak saudara dan para tetangga?. Masihkan kita punya
umur untuk membersihkan jiwa kita dengan zakat
fitrah atau membersihkan harta kita dengan zakat maal. Atau jika kita masih diberi kesempatan bernafas dan
bertemu dengan bulan ramadhan tahun depan, terus bagaimana dengan keluarga,
sanak saudara, atau teman yang kita cintai. Masihkan mereka bersama kita
menghidupkan kebaikan ramadhan? Semoga bukan yang terakhir pula perjumaan
mereka dngan ramadhan tahun ini.
Harus nya ketika tamu datang kita
memberikan pelayanan terbaik, karena tamu adalah raja. Kita suguhkan makanan
dan minuman terbaik yang kita punya. Kalaupun kita tidak punya maka kita
usahakan untuk memberikan yang terbaik. Seperti juga tamu ramadhan, harusnya
kualitas dan kuantitas amalan kita harus layak dan pantas. Sehingga kitapun
pantas dan layak untuk mendapatkan ‘afwu
yaitu terhapusnya catatan buruk kita dari buku catatan amal kita serta derajat
takwa dan puncaknya adalah terbebasnya dari api neraka. Karena itu adalah
kakikat puasa sesungguhnya, bukan sekedar menahan lapar dan dahaga atau gembira
karena setelah puasa ada hari raya.
Sayangnya di akhir ramadhan ini Masjid
atau musholla yang awalnya penuh dengan jamaah untuk ibadah wajib atau
menghidupkan sunnah bulan ramadhan seperti sholat terawih, tadarus dan lain
sebagainya, kini shof nya makin menipis. Hal ini sangat kontras dengan pasar
atau pusat perbelanjaan yang makin hari makin penuh dengan lautan manusia yang
mencari sesuatu untuk kebutuhan lebaran. Tak bisa dipungkiri awal ramadhan kebanyakan
kita sangat semangat beribadah, seiring dengan berjalannya waktu makin hari
makin mengalami penurunan.
Kesempatan emas ini tidak boleh kita lewatkan
begitu saja meski kita sudah memasuki penghujung ramadhan. Karena ada satu malam yaitu malam lailatul qodr dimana nilainya lebih baik
dari 1000 bulan atau sekitar 83 tahun dari kebanyakan hadist adanya di sepuluh
hari terakhir dan terutama dimalam-malam ganjil. Hidup kita saja belum tentu
selama itu. Makanya kesempatan ini tak boleh kita sia-siakan. Tentu kita harus
belajar pada yang pernah dilakukan oleh Rosul tercinta kita ketika memasuki hari-hari
akhir ramadhan. Beliau, Nabi Muhammad SAW mengingatkan kita untuk menghidupkan
malam-malamnya dengan beribadah. “Rosululloh
SAW ketika memasuki 10 hari terakhir, beliau menghidupkan malamnya,
membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya.”(HR.Bukhori
Muslim).
Selain
itu Nabi SAW juga sangat sedih ketika
memasuki detik-detik terakhir ramadhan. Lantas
bagaimana dengan kita? Alangkah celakanya kita jika memasuki akhir ramadhan
malah kita merasa bahagia karena sebentar lagi kita bisa bebas berbuka di siang
hari, dan saat ramadhan kita berusaha mati-matian menahan hawa nafsu maka saat
ramadhan berakhir kita lepas kontrol begitu saja. Belum lagi pikiran dan tenaga
kita dipenuhi persiapan menyambut lebaran yang kadang berlebihan atau
menyalahartikan esensi idul fitri itu sendiri. Padahal esensinya idul fitri tidak
serumit yang kita bayangkan, ketika kita sudah dengan sekuat tenaga ingin
mendapatkan ampunan Alloh dengan amal ibadah terbaik kita maka saat idul fitri
saatnya mendapatkan maaf dari sesama entah dengan cara silaturahim fisik atau
yang lainnya.
Agar dipenghujung ramadhan ini kita
berpisah dengan perpisahan terbaik mari
kita berdoa kepada Alloh SWT agar menerima segala bentuk amal ibadah yang kita
lakukan selama ramadhan. Semoga amalan-amalan terbaik kita dibulan ini adalah
bekal kita untuk melakukan perbaikan diri, keluarga, serta umat
islam juga negara dan bangsa ini. Dan semoga pula Alloh memberikan keberkahan
usia buntuk kita bisa berjumpa dengan ramadhan tahun depan dan tidak
menjadikannya ramadhan tahun ini ramadhan terakhir untuk kita dan keluarga kita
tercinta. Amien
Artikel untuk radar moker 16 juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar