Senin, 22 Juni 2015

kisah unik

BERHELM JILBAB
Naik sepeda motor tentu tak lengkap tanpa memakai helm. Dan buat saya pakai helm selain untuk keselamatan adalah untuk menjaga posisi jilbab agar tetap rapi. Saat kami keluar bareng bersama suami dan anak-anak maka adalah hal yang biasa  suami memakaikan helm karena saya harus gendong para krucils (red. anak-anak). Pada suatu hari suami mengantar saya dan anak-anak kerumah salah satu teman untuk rapat program pekanan, nah seperti biasa pula beliau menyiapkan helm untuk dipakaikan ke kepala saya. Setelah sampai ditujuan maka seperti biasa pula saya bawa helmnya dan saya taruh tak jauh dari saya duduk atau saya taruh di kursi rumah teman tempat acara rapat. Rapatpun dimulai dengan serunya karena selain ramenya acara rapat kami juga umek ( red sibuk) dengan anak-anak kami masing-masing maklum karena rata-rata dari kami masih usia produktif makanya membawa anak-anak adalah hal yang mesti kami lakukan.
Setelah hampir 3 jam rapatpun usai seperti biasa suami selalu ontime dalam masalah penjemputan. Kata seorang teman di rapat” kalo pak Dani datang berarti rapat sudah harus diakhiri karena selalu ontime”. Seperti biasa pula suami sms sudah didepan( depan rumah teman saya). Nah biasanya kalo sudah di sms gitu alhasil saya pun harus segera menyiapkan anak-anak agar siap di ajak pulang, ya tas nya jilbab nya dan barang bawaannya kadang buku atau mainan lainnya. Begitu juga dengan bawaan sendiri. Terbayang ribetnya kalo mereka masih mau main atau barang-barangnya ada disana sini. Nah biasanya kalo lama ndak muncul dari pintu pasti suami sms lagi.
Setelah saya pastikan semua siap dan saya menggendong salah satunya maka kamipun berpamitan pulang. Karena hari itu teman-teman pada ribet dengan persiapan pulang mereka masing-masing maka tak ada yang mengingatkan barang bawaan saya. Setelah itu sayapun lanjut menaiki sepeda yang sudah siap tancap gas. Sepedapun melaju tak terlalu cepat, rasanya saya merasakan kesejukan luar biasa ditambah enteng pula kepala saya. Setelah sampai diperempatan besar dan lampu merah saya coba iseng lihat di spion.” Oh No......abiii mana helmku? Teriakku.” Lho dari tadi ndak pakai helm?” tanya nya. “Kukira sudah pakai helm bi ternyata helmnya helm jilbab aja”. Lampu merah pun berganti hijau otomatis suami harus konsentrasi nyetir lagi karena sudah banyak yang antri melaju di belakang kami. “Hem...bi kalo ketemu polisi gimana? Boleh ga bilang sudah berhelm pak helm jilbab.” Hem rasanya ga mungkin berani jawab itu.” Jawabku enteng. Mau balik tidak mungkin karena hari sudah malam. Al hasil sayapun tak berhelm sampai dirumah padahal hal ini sepanjang ingat sangat tidak mungkin saya lakukan.

disampaikan di majalah ummi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar