Senin, 22 Juni 2015

SPIRITUALITAS RAMADHAN MULIA MENUJU IDUL FITRI NAN SUCI

Dulu ketika memasuki ramadhan coba kita lihat tempat manakah yang penuh? Masjid... yup benar masjid. Terus selanjutnya tempat manakah yang penuh? pusat perbelanjaan nah itu juga betul. Bagaimana di tengah dan akhir ramadhan? Shof masjid sudah mulai berkurang. Pada kemana para jamaahnya? sebagian besar mereka bepindah shof di pusat perbelanjaan. Nah... Termasuk para pemudanya ikut riweh mempersiapkan logistik puasa dan lebaran, kelupaan mempersiapkan bahwa kenaikan kelas kita akhir dari ramadhan ini adalah derajat taqwa.
Seharusnya ramadhan adalah momentum utama menuju perbaikan umat. Termasuk kalangan pemuda. Ramadhan merupakan puncak spirituaitas dalam setiap tahunnya. Ia datang dan pergi membawa rahmat, berkah dan ampunan. Namun tak semua orang mendapatkannya karena kurangnya persiapan menyambutnya atau bahkan mengisinya dengan hal biasa. Sayang sekali, padahal dibulan ini begitu banyak tarbiyah (pendidikan) yang bisa kita ambil dan manfaatkan untuk kehidupan kita mendatang.
Esensi spiritualitas ramadhan bagi seorang pemuda adalah memberikan santapan rohani dengan ibadah ritual dan sosial untuk membentuk qolbun salim (hati yang bersih) Selain itu esensinya juga mengurangi kemaksiatan dengan tidak menuruti hawa nafsu. Ini penting buat para pemuda dalam hal ini mahasiswa atau pelajar, kenapa? Karena godaan untuk tetap berbuat maksiat masih saja ada padahal bulan ini syetan dibelenggu. Apa tujuan di belenggu?  agar tidak membisik-bisikan kejahatan kepada orang-orang yang berpuasa. Dan tanda-tandanya adalah banyaknya orang-orang yang tenggelam didalam kemaksiatan kembali bertaubat kepada Allah swt. Adapun apa yang terjadi sebaliknya pada sebagian manusia karena pengaruh-pengaruh dari bujuk rayu setan yang telah tenggelam didalam jiwa-jiwa orang-orang pelaku kejahatan serta menghujam didalamnya. Makanya masih saja kita menyaksikan pemuda pemudi yang masih asyik berdua-duan dengan lawan jenis (red.pacaran), nonton film tidak mendidik, nge- pub dsb.
Bagi seorang pemuda esensi dari ramadhan bukanlah sekedar kumpul bareng (kong kow-kongow) untuk ngabuburit-lah, buber-lah atau JJP (jalan-jalan pagi) dan JJS (jalan-jalan sore) mengisi waktu dengan ngemall, ngegame, mantengin tv terus sambil nunggu bedug. Ramadhan adalah bulan produktif, harusnya bagi yng muda yang produktif didisi dengan target-target yang luar biasa seperti tadarus  bareng, taraweh bareng, sedekah bareng, bagi takjil bareng dsb. Serba bareng sukanya para pemuda masa kini.
Padahal ramadhan hanyalah satu bulan, kini kita sudah benar-benar dipenghujungnya. Akankah kita menyesal telah melewatkan hari-hari ramadhan begitu saja, bagi sebagian pemuda yaitu pelajar dan juga mahasiswa ramadhan tahun ini adalah liburan ramadhan terpanjang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sudahkah dilewatkan dengan suka cita amal berkualitas dan berkuantitas? Jangan-jangan masih belum optimal mengisi hari-hari penuh kebarokahan ini. Meskipun masih muda tak pernah tahukan kapan umur kita ini selesai kontraknya?  Padahal, masih banyak file-file kesalahan yang belum kita delete dari memori catatan Malaikat. Mungkin juga masih banyak janji-janji kebaikan yang belum kita tunaikan, padahal itu pemberat timbangan kebaikan kita. Tentunya kita masih berharap akan berjumpa dengan ramadhan selanjutnya, dan tidak berharap ini adalah ramadhan terkhir kita.

Lebaran atau idul fitri sebagai bulan pelebur dosa sudah didepan mata, setelah hablu minalloh nya kita maksimalkan di bulan ramadhan, maka saatnya di hari nan ftri ini adalah saat terbaik melebur dosa dengan hablu minannas nya.  File kesalahan dengan manusia tak kan terhapskan manakala kita belum saling ridho untuk memaafkan. Sudah selayaknya yang muda yang mendahului meminta maaf  ke teman, orang tua, saudara para ustadz, para guru dan yang lainnya. Dan senantiasa terpancang semangat untuk meneruskan kebaikan ramadhan dan eit....jangan sampai hari nan fitri kita mulai dengan lembar kesalahan lagi – kesalahan lagi sehingga rapot kita penuh dengan angka kejelekan dibawah standar kelulusan masuk syurga. naudzubillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar