Jumat, 06 November 2020

DAMPAK COVID TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

                                                                        photo by google

Dampak covid semakin luas disemua sektor kehidupan, termasuk sektor pendidikan. Dan dampak ini sangat serius melanda sektor yang vital ini. Meskipun demikian, sudah Berbagai upaya terus dilakukan agar covid tidak semakin menyebar luas. Olehkarenanya, Menteri pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makarim pada selasa, 24 maret 2020, mengeluarkan surat edaran nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus corona. Di dalam surat edaran ini tertulis bahwa proses belajar dilaksanakan dari rumah melalui pembelajaran daring (online).

Dan kini hampir sembilan bulan pembelajaran daring masih terus berlangsung, meskipun ada beberapa daerah yang sudah melaksanakan pembelajaran secara tatap muka dengan persyaratan cukup ketat, karena harus mendapat izin dari satgas covid dll. Belum lagi SOP pembelajaran tatap muka yang tentu sangat berbeda dengan pembelajaran klasikal seperti biasanya.

Bagaimana kondisi pembelajaran daring yang terkesan “dipaksa” ini, sekarang? Apa saja kendala-kendala yang biasanya dihadapi oleh siswa dan guru ? berikut beberapa kendala yang biasa dihadapi oleh guru dalam pembelajaran daring:

1.    Kemampuan digital

                                                                    photo by google

Era ini adalah era digital. Jauh hari sebelum covid melanda, guru diharapkan sudah mengaplikasikan IT dalam kegiatan belajar mengajar mereka. Namun tidak semua menyambut seruan ini dengan segera. Berbagai pertimbangan menjadi alasan para guru. Salah satunya adalah alasan ketidaksiapan dan kurangnya kemauan mereka belajar pada IT sendiri. Tentu hal ini cukup dimaklumi karena, sebagian guru di negara ini secara usia  sepertinya merasa kesulitan beradaptasi dengan pembelajaran menggunakan IT ini.

 

2.    Jaringan

                                                                    photo by google

   Jaringan menjadi kendala utama dalam kegiatan belajar mengajar ini. Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke menjadi tantangan tersendiri dalam pembelajaran daring yang mana jaringan internet menjadi kebutuhan paling essensial. Kendala jaringan ini menyebabkan kuranglancarnya proses belajar mengajar. Akibatnya pembelajaran tidak dapat dinikmati dengan optimal oleh siswa. Olehkarenanya kami para guru untuk daerah yang mengalami kesulitan jaringan internet, kami mengadakan pembelajaran secara luring.

3.    Sarana dan prasarana

                                                            photo by google

Sarana dan prasarana dalam hal ini adalah perangkat yang dipakai pembelajaran yaitu gawai, laptop ataupun internet. Setiap siswa dengan latar belakang keluarga yang berbeda tentunya, mereka para orangtuanya  memiliki kemampuan finansial yang berbeda dalam memberi fasilitas kepada anaknya. Apalagi kondisi sulit seperti sekarang ini, dimana covidpun juga melanda ke sektor ekonomi yang akhirnya para orangtua yang terdampakpun tidak bisa melengkapi fasilitas pembelajaran putra putrinya. Jika sarana dan prasarana ini kurang terpenuhi dengan baik maka proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring ini tidak bisa dilakukan dengan maksimal. Guru melakukan aktivitas pembelajaran yang dilewatkan gawai, jika siswa tidak mempunyainya maka transfer ilmu itu tidak akan terjadi. 

4.    Biaya

            

                                                            photo by google

Selain sarana dan prasarana, biaya adalah kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Ketika sarana dan prasarana sudah tercukupi namun orangtua tidak mampu membelikan kuota internet, atau memberikan fasilitas wifi maka tentu saja kegiatan belajar mengajar akan ada kendala. Namun demikian pemerintah sudah berusaha membantu dengan sedikit meringankan para siswa ini dengan bantuan kuota internet  khusus pembelajaran untuk beberapa bulan. Namun tetap saja kuota yang dibutuhkan perbulan kadang lebih besar daribantuan yang diberikan.

 

Selain kendala-kendala di atas, ada pula kendala-kendala yang menjadi faktor kekurangberhasilan pembelajaran daring. Guru dengan dukungan dinas pendidikan sudah sangat berupaya melakukan proses pembelajaran daring ini dengan maksimal. Termasuk kendala-kendala utama seperti kendala kuota, yang terus diupayakan dapat bantuan dari  pemerintah pusat. Namun tetap saja masih ada kendala-kendala non teknis yang menghambat proses kegiatan belajar mengajar.

Kendala non teknis yang terjadi selama proses belajar mengajar adalah, kekurangdisiplinan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar ini. Namun kami menyadari bahwa anak-anak ini belajar mandiri, meskipun kami berusaha memberi penjelasan sehingga lewat video, voice note namun terbentangnya jarak sehingga kami tidak bisa bertemu secara fisik dimungkinkan anak-anak tidak dapat menikmati proses KBM ini. Akibatnya mereka harus mandiri belajar, karena mereka belajar mandiri maka sebagian mereka mengalami kesulitan. Karena kesulitan maka merekapun kesulitan mengerjakan tugas untuk penilaiannya.

Kalau ditanya kepada bapak ibu guru, apakah mengajar secara klasikal lebih nyaman dibandingkan mengajar secara daring. Saya yakin mereka akan menjawab iya. Karena belajar secara daring, serasa ada barrier antara siswa dan guru sehingga tidak bisa secara fleksibel dalam menjelaskan pokok materi dalam pelajaran tersebut. Apakah rasa bosan pernah menyapa? Tentu saja pernah bahkan sering. Hal-hal teknis kadang yang menjadi alasan utama para guru mudah bosan bahkan stress. Seperti misalnya, sudah membuat video pembelajaran semalaman suntuk bahkan berhari-hari, ternyata siswa tidak menontonnya apalagi mengerjakan tugasnya. Sudah janjian dikelas virtual zoom, dikasih link hanya separuh saja yang bisa gabung, atau juga sudah mengirim tugas,  ada saja siswa yang tidak mengumpulkan tugas atau tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.

Tentu saja kami sudah berupaya maksimal planning- doing-evaluating untuk  pembelajaran daring ini ke siswa. Namun bagaimanapun kendala yang cukup banyak membuat jarak terbentang. Sehingga kekurangoptimalan pembelajaran masih saja ditemui. Salah satu solusi untuk kendala non teknis ini adalah dibutuhkan kerjasaa yang baik antara pemerintah – sekolah dan orangtua siswa untuk mensukseskan kegiatan pembelajaran.

Selain itu tentunya kita semua berharap pandemic ini segera berakhir sehingga pembelajaran kembali normal secara klasikal. Jika belum jua, maka kami berharap ada terobosan metode pembelajaran yang handal agar meminimalisir kendala-kendala yang ada. 

#ODOP

#One Day One Post

#ODOPChallenge 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar