Rabu, 11 November 2020

Belajar makan real food

 


Mari lihat isi piring kita sobat.  Sudahkah kita merasa bahwa yang masuk kedalam tubuh kita adalah makanan yang dibutuhkan bukan yang diinginkan? 

Sayapun baru belajar makan real food. Semakin menyadari bahwa selama ini saya banyak makan makanan yang diinginkan oleh mulut, nafsu bukan yang diharapkan oleh tubuh saya. Bayangkan sobat, andai tubuh langsung protes dan bereaksi maka kita akan ingat. Namun nyatanya tidak demikian, tubuh kadang beraksinya bulanan bahkan tahunan.

Masya Allah, bukan kah ini dzalim pada tubuh kita sendiri? Begitu pikir saya waktu itu. Alhamdulilah Allah memberi tahu saya lewat sebuah kelas belajar makan real food. Berasa tertampar, selama ini saya tidak memperhatikan yang tubuh ingin kan. Yaitu makanan sehat bergizi tinggi. Saya lebih banyak memberi mereka makanan dengan bahan yang sudah di olah berkali-kali, atau bertingkat sehingga nilai gizi sudah berkurang atau habis. Kalau dokter zaidul mengatakan banyak memberi makanan "sampah". Cita-cita sehat, tapi racun yang diberi. 

Sebenarnya saya sudah mencoba menerapkan pola makan real food ini setahun yang lalu. Tapi tidak bertahan lama, dan kembali ke pola makan sebelumnya. Meskipun sedikit lebih baik dari sebelum nya. Tapi berangsur-angsur sering " Memaklumi"  atau berdamai dengan makanan, apalagi kalau melihat makanan anak-anak yang ga habis. Langsung saja dicemil. 

Tapi kini alhamdulilah mulai sadar, dan memang memulai kembali jauh lebih sulit. Insya Allah dengan kelas ini, punya teman-teman yang frekuensi nya sama maka lebih semangat dan lebih bisa istiqomah. Berharap pasca kelas ini pun saya masih istiqomah. 

Bagaimana dampaknya terhadap keluarga? Masya Allah, suami pun yang saya ajak berbarengan makan real food ini juga bersemangat, meski godaan beliau lebih banyak karena dikantor nya ada catering dengan menu yang aduhai.

Lantas anak-anak kami juga bagaimana? Mereka merasa amazing, ketika mencoba jus kombinasi buah dan sayur. Sebelum minum mesti tanya dulu bagaimana rasanya. Alhamdulilah, karena rasa sayur nya tidak terasa maka mereka pun hampir tiap kami ngejus selalu ikut meminumnya. Begitu juga kudapan yang biasa saya buat, sekarang sudah benar-benar real food. Dan yang penting anak-anak suka, meskipun mereka belum bisa total meninggalkan camilan snack yang lain. Doakan kami istiqomah ya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar