Jumat, 18 September 2020

ULASAN FILM TILIK DAN CREAM

 

FILM TILIK

Film tilik menjadi film pendek yang cukup popular akhir-akhir ini. meme sang tokoh utama yaitu bu Tejo membanjiri media social. Film ini menggambarkan tentang sekelompok ibu-ibu desa yang sedang mengadakan perjalanan untuk “tilik”  bu Lurah yang sedang sakit. Tilik artinya menjenguk. Jadi memang film ini menampilkan dari scene awal sampai akhir adalah perjalanan menjenguk, dengan tokoh utama adalah:

  1. Bu Tejo, ibu berjilbab hijau tosca. Ibu inilah yang menjadi icon utama di fil tilik ini. Karakter bu Tejo, menggambarkan karakter seorang ibu-ibu  yang suka rasan-rasan, namun ia juga mempunyai sisi positif yaitu rasan-rasannya beralasan, disertai fakta dan analisa yang dia pahami.
  2. Yu Ning, ibu berjilbab cokelat yang memiliki wakat kalem dan terkesan “bijak”, sebagai seorang teman ia termasuk orang yang bisa ngerem alur ghibab yang menurutnya tidak berdasar itu.
  3. Yu Sam, ibu yang angina-anginan, kemana ada berita ikut saja dia. Terutama jika bu Tejo yang ngomong, maka yu sam bakal mengiyakan. Di dunia nyata banyak pula orang-orang yang mempunyai sifat seperti  ibu satu ini. arah mana yang menguntungkan dia, maka ia akan ikut.
  4. Bu Tri,  Ibu yang menggambarkan sebagai tukang kompor dan ia  mendukung Bu Tejo. Di dunia nyata inipun banyak orang-orang yang mempunyai sifat seperti Bu Tri ini.
  5. Dan juga tokoh-tokoh lainnya yang menjadi pendukung film ini, seperti supir truk, Dian yang merupakan tokoh utama rasan-rasan bu Tejo, yang dikira adalah pacar Fikri malah di endingnya cukup mengagetkan penonton, Fikri putra Bu Lurah dan bu Lurah, Pak Lurah dan Bu Lurah.

Topik utama rasan-rasan ibu-ibu ini adalah tentang Dian. Seorang bunga desa yang mempunyai sikap tidak baik menurut mereka. Rerasannya pun dimulai, status hubungan antara Dian dan Fikri. Ini gegara ada yang mengatakan bahwa Fikri mengantarkan Dian ke Rumah Sakit tempat bu Lurah di rawat.

Namun bu Tejo mempunyai analisa berbeda, kecurigaan mengarah bukan pada hubungan special Dian dengan Fikri namun lebih buruk dari itu yaitu tentang Dian yang mempunyai pekerjaan tidak baik. Dimana menurut mereka, Dian ini baru bekerja tapi sudah menghasilkan banyak uang sehingga bisa membeli barang-barang branded. Lah kan menurut mereka normalnya orang baru bekerja itu ya masih sedikit uangnya.

Bu Tejo semakin menabur bumbu rerasan ini dengan mengatakan bahwa Dian, terlihat beberapa kali jalan-jalan di mall dan hotel dengan laki-laki dan om-om. Dan akhirnya rerasan makin gayeng ketika Bu Tejo juga mengatakan bahwa dia pernah mendapati Dian sedang muntah-muntah seperti orang hamil. Mendengar ungkapan tersebut, tentu saja Yu Ning menyangkal, bis jadi Dian masuk angin, dan Yu Ning pun memberi nasehat jangan mudah menyimpulkan dhanya dari penglihatan tanpa sebuah bukti. Ohya diperjalanan tilik ini Yu Ning sering membela Dian, salah satunya adalah karena Dian saudara jauhnya.  

Oleh karenanya mendengar Dian dituduh sebagai wanita yang tidak baik dengan obrolan ngalor ngidul, Yu Ning mengatakan bahwa ibu-ibu ini seperti wartawan saja. Karena seperti orang yang meliput berita, menganalisa, menggandengkan fakta dan akhirnya menyimpulkan dan merilis berita.

Dalam film pendek ini juga dibubuhi satu scene menarik. yaitu adegan kepingin pipisnya bu Tejo. Ini adalah momen yang  dimana menjadi pemutus sementara rerasan para ibu ini. dan otomatis bu Tejo yang menjadi “pembicara utama” pun juga sudah tidak konsentrasi dengan yang dibicarakan. Mimik wajahnya pun kelihatan sekali berubah dari bersemangat menjadi cemas. Ditengah berhentinya truk yang membawa ibu-ibu yang mau tilik ini, ada diskusi pendek Yu Ning dengan sang supir dan setelah itu bu Tejo pun juga ikutan nimbrung dengan memberi sebuah sesuatu dari pak Tejo.

Sesuatu itu adalah uang. Sempat Yu Ning mengatakan bahwa ini sogokan karena pak Tejo mau mencalonkan diri sebagai Lurah berikutnya, otomatis bu Tejo menyangkal. Dan inipun semakin menambah keyakinan Yun Ning setelah truk tiba-tiba tidak bisa jalan. Dan pada akhirnya ibu-ibu ini pun mendorong truk yang mereka tumbangi kecuali bu Tejo dan bu Tri.

Karena mereka berdua tidak ikut mendorong, akhirnya ketika mereka naik jadi bulan-bulanan alias penumpahan kekesalan para ibu. Teriutama Yu Ning.  Adegan pun berlanjut pada perdebatan sengit antara Yu Ning dan bu Tejo hingga mereka di tilang oleh polisi. Scene ini menampakkan wajah bu Tejo didampingi Yu Ning yang sedang “nyerocos” pada pak polisi, untuk membela diri (mereka). Dan foto mereka berdua yang kelihatan kepalanya dari balik dinding truk sempat membanjiri media sosial.

Perjalananpun dilanjutkan, adan akhirnya mereka sampai di Rumah Sakit dimana bu Lurah dirawat. Dan diparkiran truk Dian dan Fikri mengatakan bahwa Bu lurah sedang tidak bisa di jenguk karena masih berada di ICU. Namun Fikri meminta Ibu-ibu tidak usah cemas karena dokter mengatakan Bu Lurah baik-baik saja.

Akhirnya Yu Ning, yang merasa bersalah karena sudah terlalu khawatir dan mengajak Ibu untuk menjenguk Bu Lurah mendapat umpatan kekecewaan dar ibu-ibu, nah disinilah adegan menarik berikutnya yaitu bu Tejo yang tampil dengan kata “Solutipnya”  

Pada akhir cerita, terus terang penulis dibuat kaget dan sempat mengulang-ngulang scene terakhir ini. ketika Dian menemuai seorang lelaki tua di dalam mobil. Siapa laki-laki itu ? ternyata menjawab penasaran penulis dan juga anda sekalian, serta rerasan para ibu tadi. Dan glek lho kok?! Antara percaya dan tidak percaya, lelaki tua itu adalah pak Lurah. Walah-walah.

 

FILM CREAM

Ketika pertama mendapat judul dan link dari komunitas komunitas ODOP. Penulis mengira bahwa “Cream” ini punya arti lain selain cream yang kita kenal, sebagai benda yang untuk perawatan kulit. Apalagi pastinya bukan ice cream pula, eh ternyata cream ini memang yang dimaksud adalah cream perawatan. Namun d film ini cream melebar ke perawatan tidak hanya kulit, tapi juga yang lainnya.

Dikisahkan  bahwa terdapat seorang ilmuwan yang berhasil menemukan Cream di mana Cream tersebut ditunjukkan mampu menyembuhkan jerawat, hidung, dan tangan. Dan dalam pertunjukkan cream dianggap mempunyai peran lebih dari sekedar yang kita ketahui pada umumnya. Ilmuwan tersebut mengatakan bahwa hal itu dikarenakan Cream meregenerasi sel badan dengan cara menyerap informasi dari dalam otak bagaimana organ-organ tubuh tersebut seharusnya berbentuk, dan mereparasinya seperti semula sebeluk rusak dan bagaimana seharusnya manusia normal.

 

Dalam pertunjukkan selanjutnya, Ilmuwan tersebut mengatakan bahwa Cream tersebut bisa memberikan manfaat lebih dari itu, yaitu Cream tersebut mampu menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan memperbaiki alam yang rusak dan gersang, bahkan juga alam yang rusak karena limbah beracun yang manusia buat. Setelah itupun banyak masyarakat yang merasa terbantu atas adanya Cream tersebut.

Setelah itu ternyata Ilmuwan memberikan surprise lagi yaitu adanya penemuan Cream baru yang dinamakan “New Cream”. Bagaimana reaksi dari hasil cream baru ini. ternyata lebih dahsyat, tidak hanya menyembuhkan manusia, menghidupan dll tapi lebih dari itu adanya kemampuan cream ini dalam duplikasi beberapa hal. Termasuk dirinya sendiri, dan diantaranya adalah tentang duplikasi sumber daya yang tidak terbatas. Dan hal itupun disambut baik oleh masyarakat, dimana masyarakat benar-benar mampu menyelesaikan semua masalahnya dengan Cream tersebut. Termasuk rasa bosan, sedih dan ketidak happy an. Pokoknya top markotop lah cream ini.

Ternyata trespon positif masyarakat ini tidak untuk para pengusaha. Mereka yang cendernung nyinyir mencari cara bagaimana ilmuwan ini harus mengakhiri puncak kariernya dalam dunia per cream an. Dan akhirnya media yang berpihak pada entah siapa, memberitakan hal buruk tentang Cream tersebut. Isunya, Cream tersebut dapat membuat seseorang mengidap tiga jenis HIV berbeda sekaligus, dan Ilmuwan pencipta Cream ini adalah seorang pedopil, dan juga dikatakan bahwa Cream tersebut dibuat dari bahan baku mayat bayi yang sudah Ilmuwan tersebut bunuh. Dan endingnya cream ini ditaraki dari peredaran, dan kerusuhan terjadi dimana-mana. Ilmuwn ditangka[p dan tidak boleh melakukan penelitian aneh lagi seumur hidupnya.

 Pesan Moral dari kedua film ini

Ternyata Dalam kedua film ini menunjukan adanya kesamaan pesan moral yang menurut penulis secara semangat sama, yakni keharusan untuk mencari fakta terlebih dahulu untuk menilai sesuatu.  Dan baik cream maupun tilik syarat dengan pembelengguan fakta. Karena fakta tidak diutamakan akhirnya “pendapat” liar.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar