Kamis, 17 September 2020

MENGENAL CANDI DI MOJOKERTO

 

 

Nama  Mojokerto mungkin tidak terlalu akrab terdengar di telinga sobat sekalian. Ketika saya berkenalan dengan orang dari luar Jawa Timurpun biasanya mereka tidak ngeh dimana itu Mojokerto. Hem….syedihnya! Namun bagi sobat penyuka sejarah, Mojokerto adalah salah satu kota atau kabupaten  yang tak akan terlewatkan, dan tentunya yang sangat layak untuk diketahui dan dipelajari. Karena disinilah bukti-bukti peninggalan kerajaan terbesar di Indonesia di temukan. Meskipun Mojokerto tak sepopuler Kota Yogyakarta yang mana peninggalan sejarah dengan candinya yang termasyur ke seluruh Indonesia dan dunia. Namun adanya banyak peninggalan sejarah kerajaan Majapahit membuktikan bahwa sebenarnya Mojokerto pernah besar, meskipun hari ini termasuk kecil.

Mengutip keterangan dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mojokerto punya beragam bukti sejarah sepanjang masa kehidupannya.   Pada masa kerajaan Hindu-Buddha, Mojokerto memiliki peran penting di dalamnya. Hal ini ditandai dengan beragam peninggalan berupa candi dan artefak lainnya yang berasal dari masa Kerajaan Majapahit.

Mojokerto dahulu disebut sebagai Japan. Terkait denan sebutan Jaoan ini ada berbagai versi para ahli sejara. Salah satunya Japan adalah salah satu wilayah di kecamatan Sooko Mojokerto adapun pendapat lain Japan merupakan pintu masuk delta Brantas sebelah barat yang sangat subur dan berada pada posisi strategis. Sungai Brantas sebagai salah satu urat nadi lalu lintas antar perekonomian menjadikannya sebagai lahan yang diperebutkan oleh berbagai  pihak dengan perbedaan kepentingan.

Banyak hal fakta menarik yang bisa di ungkap terkait Mojokerto ini, salah satunya adalah sejarah besar Kerajaan Mojopahit. Menariknya lagi, walau punya segudang kisah klasik, Mojokerto ternyata punya wilayah tak terlalu luas. Makanya  sampai tak terdengar dimana itu Mojokerto. Kalau kami bilang, barat-selatannya Surabaya. Dan perlu diketahui Mojokerto terbagi Antara Kabupaten dan juga Kota Mojokerto.  

Beberapa fakta sejarah terkait candi-candi kerajaan Majapahit yang ada di Mojokerto antara lain:

 

1.    1. Gapura Bajang Ratu

Gapura Bajang Ratu merupakan gerbang masuk kompleks penting bangunan di ibu kota Majapahit. Candi Bajang Ratu atau sering disebut gapura bajang ratu merupakan sebuah candi peninggalan kerajaan Majapahit yang dibangun pada abad ke-14. Disebut dengan gapura bajang ratu, dikarenakan candi ini memiliki bentuk berupa gapura besar. Gapura ini difungsikan sebagai pintu belakang kerajaan sekaligus sebagai bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara. Hingga saat ini menjadi sebuah budaya bagi para peziarah untuk melewati candi atau gapura ini ketika melayat orang meninggal.

2.      Candi Tikus



Candi Tikus adalah sebuah situs peninggalan zaman kuno, yang terletak di kompleks Trowulan, sejauh 13 km di sebelah tenggara kota Mojokerto. Candi Tikus awalnya terkubur didalam tanah dan ditemukan kembali oleh para pakar pada tahun 1914. Penggalian dari situs Candi Tikus yang dilakukan para pakar sejarah berdasarkan laporan dari bupati Mojokerto yaitu R.A.A. Kromojoyo Adinegoro

Karena ditemukannya miniatur candi di sebuah pekuburan rakyat. Nama ‘Tikus’  merupakan pemberian dari masyarakat setempat. Konon, pada saat candi ini ditemukan, tempat candi tersebut merupakan sarang tikus. Karena adanya miniatur dari sebuah menara para peneliti dapat memperkirakan candi ini dibangun antara abad ke-13 sampai ke-14 M. Bentuk dari Candi Tikus yang sangat mirip dengan bentuk sebuah petirtaan mengundang banyak perdebatan di kalangan pakar sejarah dan arkeologi di Indonesia mengenai fungsi sebenarnya dari candi Tikus.

  1. Candi Wringin Lawang


Candi Wringin lawing terletak di dalam sebuah kawasan situs arkeologi Trowulan, bekas ibu kota Kerajaan Majapahit. Candi ini terletak di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, atau sejauh 2 kilometer ke arah utara dari jalan raya Mojokerto—Jombang. Nama candi ‘brahu’, diduga oleh para pakar berasal dari kata wanaru atau warahu. Nama Candi Brahu didapat dari dalam Prasasti Alasantan yang didalam prasasti disebut bangunan suci.

  1. Candi Brahu

Candi  terletak di dalam sebuah kawasan situs arkeologi Trowulan, bekas ibu kota Kerajaan Majapahit.  Candi ini terletak di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, atau sejauh 2 kilometer ke arah utara dari jalan raya Mojokerto—Jombang. Nama candi ‘brahu’, diduga oleh para pakar berasal dari kata wanaru atau warahu. Nama Candi Brahu didapat dari dalam Prasasti Alasantan yang didalam prasasti disebut bangunan suci.

  1.  Candi Minak Jinggo


 situs Candi Minak Jinggo saat ini hanya tinggal merupakan reruntuhan sebuah candi yang terbuat dari bahan batu andesit, yaitu sebuah bahan bangunan candi yang tidak biasanya dipergunakan pada proses pembuatan candi-Candi di Mojokerto pada zaman dahulu, yang sebagian besar candi-candi kawasan Trowulan lebih menggunakan bahan dasar batu bata merah.

  1. Candi kedaton

Untuk melaksanakan kegiatan Upacara Negara yaitu Sraddha yaitu dalam rangka memperingati wafatnya Ratu Tribuana Tungga Dewi yang tidak lain adalah ibunya Prabu Hayam Wuruk, maka pada masa pemerintahan Prabu, beliau memangunkan candi tersebut.  Candi Gentongterletak di Dusun Jambumente Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Tujuan dari upacara Sraddha adalah untuk memohon kesejahteraan pemerintah. Candi Gentong adalah bukti besarnya toleransi umat beragama pada masa Kerajaan Majapahit, terbukti dari sebuah fakta yang ditemukan para pakar bahwa agama Hindhu dan Budha dapat bersanding dan mendapatkan pengakuan pemerintah Kerajaan Majapahit.

Demikian sedikit ulasan terkait candi –candi yang ada di Mojokerto. Sebenarnya masih banyak situs –situs lain yang belum di ulas. Insya Allah next time. Semoga sobat sekalian, dapat semakin menyrap informasi tentang kota kami yaitu Mojokerto.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar