Nama
Mojokerto mungkin tidak terlalu akrab
terdengar di telinga sobat sekalian. Ketika saya berkenalan dengan orang dari
luar Jawa Timurpun biasanya mereka tidak ngeh
dimana itu Mojokerto. Hem….syedihnya!
Namun bagi sobat penyuka sejarah, Mojokerto adalah salah satu kota atau kabupaten
yang tak akan terlewatkan, dan tentunya yang
sangat layak untuk diketahui dan dipelajari. Karena disinilah bukti-bukti
peninggalan kerajaan terbesar di Indonesia di temukan. Meskipun Mojokerto tak
sepopuler Kota Yogyakarta yang mana peninggalan sejarah dengan candinya yang
termasyur ke seluruh Indonesia dan dunia. Namun adanya banyak peninggalan
sejarah kerajaan Majapahit membuktikan bahwa sebenarnya Mojokerto pernah besar,
meskipun hari ini termasuk kecil.
Mengutip
keterangan dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mojokerto
punya beragam bukti sejarah sepanjang masa kehidupannya. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha, Mojokerto
memiliki peran penting di dalamnya. Hal ini ditandai dengan beragam peninggalan
berupa candi dan artefak lainnya yang berasal dari masa Kerajaan Majapahit.
Mojokerto
dahulu disebut sebagai Japan. Terkait denan sebutan Jaoan ini ada berbagai
versi para ahli sejara. Salah satunya Japan adalah salah satu wilayah di
kecamatan Sooko Mojokerto adapun pendapat lain Japan merupakan pintu masuk delta
Brantas sebelah barat yang sangat subur dan berada pada posisi strategis.
Sungai Brantas sebagai salah satu urat nadi lalu lintas antar perekonomian
menjadikannya sebagai lahan yang diperebutkan oleh berbagai pihak dengan perbedaan kepentingan.
Banyak
hal fakta menarik yang bisa di ungkap terkait Mojokerto ini, salah satunya
adalah sejarah besar Kerajaan Mojopahit. Menariknya lagi, walau punya segudang
kisah klasik, Mojokerto ternyata punya wilayah tak terlalu luas. Makanya sampai tak terdengar dimana itu Mojokerto. Kalau
kami bilang, barat-selatannya Surabaya. Dan perlu diketahui Mojokerto terbagi Antara
Kabupaten dan juga Kota Mojokerto.
Beberapa
fakta sejarah terkait candi-candi kerajaan Majapahit yang ada di Mojokerto antara
lain:
1. 1. Gapura Bajang Ratu
Gapura Bajang Ratu merupakan gerbang masuk kompleks penting bangunan di
ibu kota Majapahit. Candi Bajang Ratu atau sering disebut gapura bajang ratu
merupakan sebuah candi peninggalan kerajaan Majapahit yang dibangun pada abad
ke-14. Disebut dengan gapura bajang ratu, dikarenakan candi ini memiliki bentuk
berupa gapura besar. Gapura ini difungsikan sebagai pintu belakang kerajaan
sekaligus sebagai bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara.
Hingga saat ini menjadi sebuah budaya bagi para peziarah untuk melewati candi
atau gapura ini ketika melayat orang meninggal.
2.
Candi
Tikus
Candi Tikus adalah sebuah situs peninggalan zaman kuno, yang terletak di
kompleks Trowulan, sejauh 13 km di sebelah tenggara kota Mojokerto. Candi Tikus
awalnya terkubur didalam tanah dan ditemukan kembali oleh para pakar pada tahun
1914. Penggalian dari situs Candi Tikus yang dilakukan para pakar sejarah
berdasarkan laporan dari bupati Mojokerto yaitu R.A.A. Kromojoyo Adinegoro
Karena ditemukannya miniatur candi di sebuah pekuburan rakyat. Nama ‘Tikus’
merupakan pemberian dari masyarakat setempat. Konon, pada saat candi ini
ditemukan, tempat candi tersebut merupakan sarang tikus. Karena adanya miniatur
dari sebuah menara para peneliti dapat memperkirakan candi ini dibangun antara
abad ke-13 sampai ke-14 M. Bentuk dari Candi Tikus yang sangat mirip dengan
bentuk sebuah petirtaan mengundang banyak perdebatan di kalangan pakar sejarah
dan arkeologi di Indonesia mengenai fungsi sebenarnya dari candi Tikus.
- Candi Wringin Lawang
Candi Wringin lawing terletak di dalam sebuah kawasan situs arkeologi
Trowulan, bekas ibu kota Kerajaan Majapahit. Candi ini terletak di Dukuh Jambu
Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa
Timur, atau sejauh 2 kilometer ke arah utara dari jalan raya Mojokerto—Jombang.
Nama candi ‘brahu’, diduga oleh para pakar berasal dari kata wanaru atau
warahu. Nama Candi Brahu didapat dari dalam Prasasti Alasantan yang didalam
prasasti disebut bangunan suci.
- Candi Brahu
Candi terletak di dalam sebuah
kawasan situs arkeologi Trowulan, bekas ibu kota Kerajaan Majapahit. Candi ini terletak di Dukuh Jambu Mente, Desa
Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, atau
sejauh 2 kilometer ke arah utara dari jalan raya Mojokerto—Jombang. Nama candi
‘brahu’, diduga oleh para pakar berasal dari kata wanaru atau warahu. Nama
Candi Brahu didapat dari dalam Prasasti Alasantan yang didalam prasasti disebut
bangunan suci.
- Candi Minak Jinggo
situs Candi Minak Jinggo saat ini
hanya tinggal merupakan reruntuhan sebuah candi yang terbuat dari bahan batu
andesit, yaitu sebuah bahan bangunan candi yang tidak biasanya dipergunakan
pada proses pembuatan candi-Candi di Mojokerto pada zaman dahulu, yang sebagian
besar candi-candi kawasan Trowulan lebih menggunakan bahan dasar batu bata
merah.
- Candi kedaton
Untuk melaksanakan kegiatan Upacara Negara yaitu Sraddha yaitu dalam rangka memperingati wafatnya Ratu Tribuana
Tungga Dewi yang tidak lain adalah ibunya Prabu Hayam Wuruk, maka pada masa
pemerintahan Prabu, beliau memangunkan candi tersebut. Candi Gentongterletak di Dusun Jambumente Desa
Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Tujuan dari
upacara Sraddha adalah untuk memohon
kesejahteraan pemerintah. Candi Gentong adalah bukti besarnya toleransi umat
beragama pada masa Kerajaan Majapahit, terbukti dari sebuah fakta yang
ditemukan para pakar bahwa agama Hindhu dan Budha dapat bersanding dan
mendapatkan pengakuan pemerintah Kerajaan Majapahit.
Demikian
sedikit ulasan terkait candi –candi yang ada di Mojokerto. Sebenarnya masih
banyak situs –situs lain yang belum di ulas. Insya Allah next time. Semoga
sobat sekalian, dapat semakin menyrap informasi tentang kota kami yaitu
Mojokerto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar