Selasa, 06 Mei 2014

BATU YANG MEMBISU


Dinginnya udara pagi tak menghalangi rencana kami pergi ke Kota wisata Batu. Meski seringkali ku mengunjungi Batu, rasanya hati ini tak pernah puas menikmati segarnya dan indahnya kota ini. Dan  setiap berkunjung ke kota Batu ada saja momen yang tak kan terlupakan,  dan tak terulangi. Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto hanya dipisahkan oleh gunung Welirang. Meski begitu banyak orang yang tak sanggup atau tak berani melewati pegunungan sepi nan terjal. Al hasil banyak yang lebih suka melewati jalan umum mengitari pegunungan di daratan Kabupaten Pasuruan. Tentu saja akan memakan waktu cukup lama untuk bisa sampai di Kota Apel ini.Tapi bagiku dan keluarga lewat jalan alternatif alias shortcut sangat menantang sekaligus sebagai melihat kebesaran Alloh sebelum sampai ke Batu.
 












Jalanan hutan yang cukup berliku bak meander yang sesekali turun tapi lebih banyak menanjaknya dilengkapi dengan tikungan cukup tajam, sepanjang mata memandang hanyalah pepohonan besar dengan suara hewan khas daerah tinggi, sesekali kami bisa melihat beberapa air terjun yang mengalir deras dari balik pohon nan rimbun. Dan yang lebih menakjubkan adalah didekat TAHURA (Taman Hutan Rakyat), yang masih sangat perawan hutannya sekelompok monyet yang jumlahnya tidak hanya puluhan bahkan kalau beruntung manakala monyet lagi lapar maka akan ada ratusan monyet yang bergelayutan dipohon sekitar jalan dan merekapun tak segan juga menari-nari dan menggaruk nggaruk kepalanya seakan ingin dimengerti bahwa mereka sedang lapar, lantas akupun takkan tega untuk tidak berbagi makanan dengan mereka.

Setiba di kota Batu, akupun disambut dengan bentangan persawahan deng berbukitan yang sangat mempesona. Berikut buka Krisan dikanan kiri bak pertamanan yang bebas dinikmati pengguna jalan. Inilah  karyaMu ya Robbi melalui tangan-tangan terampil para petani. Sesekali kalau aku beruntung maka akan menjumpai para petani yang sedang memanen wortel, bawang putih, bunga krisan ataupun kubis.

 














Dahulu Kota Batu adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Malang, sejak 21 Juni 2001 kota Batu dinaikkan status nya menjadi kota administratif yang mempuyai walikota sendiri terpisah dari Kabupaten Malang. Apel adalah Mascotnya. Kota ini disebut juga kota Swiss de Java karena kesejukannya. Mataku dimanjakan  deretan kebun apel yang sedang ranum buahnya. Dan akupun dapat memetiknya di berbagai dimana ada wisata petik apel. Tak mahal hanya Rp 10.000 saja bisa memakan Apel sepuasnya.



Sedikit bergeser kekota maka kita akan menemukan kota nya Kota Batu, deretan pertokoan dan Mall pun berbaris dan berdampingan dengan hotel-hotel berkelas. Dan yang paling menarik adalah kala berkunjung ke Alun-alunnya. Sarana rekreasi gratisn dan yang paling berkesan buatku saat berkunjung ke alun-alun adalah kita tak akan menemukan sampah secuilpun. Kalaupun ada yakin beberapa menit lagi akan akan ada security yang membersihkan. Beberapa waktu lalu aku dan keluarga kesana, saat kami sedang baru saja duduk ditepian taman dibawah kami ada bungkus permen. Sang security yang melihat langsung mendekati kami dan permisi mengambilnya. Wah andaikan di kota ku juga begini, bakal betah deh.

Waktu sore tiba saatnya mencari penginapan. Tak sulit menemukannya apalagi yang jauh dari kota, banyak cottage dan villa  yng ditawarkan, tinggal memilih sesuai dengan isi dompet. Dikala malam suhu kota batu turun drastis al hasil meskipun pakai selimut tebal dijamin akan tetap kedinginian. Semakin malam akan semakin dingin, seakan dinginnya menjadi saksi bisu kota Batu yang membisu berbalut keheningan malam. Batu sampai kapanpun tak kan bosan ku menatapmu, karena cinta ini kian membumbung tinggi, semoga kelak aku bisa diberi kesempatan tinggal dikotamu yang nyaman.


Hem benar-benar Batu is “A Place to Remember Giveaway”
 










1 komentar:

  1. Aku belum pernah ke Batu, kapan ya bisa menikmati sejuknya udara di sana? :)

    Terima kasih telah berpartisipasi dalam GA ini. Good luck.

    BalasHapus