Berbicara
adalah ekspresi jiwa yang tertanam dalam batin seseorang yang berupa kata dan
kalimat dalam bingkai ucapan. Ada yang bicaranya cukup ekspresif, ada yang
bicaranya kalem, ada pula yang bicaranya terbata-bata. Namun ada pula yang
bicaranya kadang nervousnya muncul juga. Banyak kita menjumpai seseorang piawai
berbicara didepan forum, kata-katanya begitu menghipnotis dan membakar semangat
para pendengarnya dan sang pendengarpun setuju betapa mengagumkannya orang ini.
Namun apakah benar bicaranya itu murni berasal dari hatinya? Atau banyak
kepura-puraan disana sini? Bukankah sekarang menjadi piawai berbicara ada
bukunya dan ada pula latihannya?. Jika kita ingin mengetahui dia sesungguhnya
maka kita perlu mengkroskek kata-kata yang dikeluarkan dengan perilaku
sehari-hari. Maka akan lebih meyakinkan kita.
Berbicara
bukan masalah sepele bagi seorang muslim, lantaran bicara bisa menjadi sebilah
pedang kalau ia tak mampu menggunakan dan memakainya didalam kebaikan maka akan
bisa menebasnya sendiri. Begitu juga bicara bisa menjadi faktor penambah dosa
jika kita mencaci atau berkata buruk pada orang lain, sebaliknya bisa menjadi
faktor penambah pahala jika kita menyampaikan nasehat kebaikan pada orang lain
dan dikerjakan orang tersebut, atau bahkan penggugur dosa jika kita mampu
merangkai kalimat maaf pada orang dimana ia berbuat salah.
Sekali
lagi berkata dalam islam bukanlah perkara sepele. Rumah tangga yang kokoh bisa
hancur hanya dengan saru kata’talak” atau “cerai”, sedangkan laki-laki dan
perempuan tidak halal sebelumnya bisa menjadi nuansa ibadah setelah rangkaian
kata” terima nikahnya”. Itulah pentingnya kita menjaga rangkaian kata kita
dalam islam. Bisa menjadi pahala dan bisa pula menjadi dosa. Teringat dengan
kalimat yang berada dalam buku Inspiring
Words for Writers:
Berawal
dari kata, peristiwa besar bisa terjadi.
Berawal dari kata,
perubahan-perubahan mengejutkan bisa
mengguncang hati.
Berawal dari kata pula, seorang
yang keras bisa lunak hatinya.
Sebaliknya, orang baik-baik bisa
berubah menjadi orang yang
rusak karena mendengar, mencerna
atau membaca tulisan yang
merusak hati dan pikiran..”
(Inspiring Words for Writers)