Manusia adalah salah satu makhluk Alloh yang luar
biasa. Alloh memberi manusia bentuk dan potensi yang sebaik-baiknya. Lebih baik
ketimbang makhluk Allah lainnya. Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin:
4). Sebagai balasannya Sudah selayaknya manusia mensyukuri atas apa yang
dikaruniakan Allah kepadanya
Dalam kehidupan,
setiap manusia itu memiliki potensi dasar dalam dirinya, Dan potensi ini
merupakan hal penting bagi keberlangsungan hidupnya. Namun setiap manusia
berbeda dalam memanfaatkannya. Berikut 3 potensi dasar manusia.
1.
Potensi fisik.
Setiap manusia
Alloh beri sebaik-baik bentuk atau fisik. Namun, kita, Manusia memiliki karya dan
produktifitas yang berbeda karena
masing-masing kita beda dalam memanajemnnya.
Dalam sebuah
hadits dikatakan ,”Mu’min yang kuat itu lebih baik atau disukai Allah
daripada mu’min yang lemah.”(HR.Muslim), hal ini menjadi jelas, bahwa salah
satu bentuk kesyukuran kita adalah dengan menjaga nya. Salah satunya adalah
kebutuhan jasmani harus dipenuhi kebutuhannya agar menjadi kuat dan sehat.
Kebutuhannya antara lain: asupan makanan,
dimana tidak hanya jenis makanannya saja yang bersih dan sehat namun juga halal,
beristirahat, kebutuhan biologis
, serta hal-hal lain yang menjadikan
jasmani kuat dan sehat.
Cobalah kita baca
sejarah Rosululloh mulia yang mempunyai postur tubuh yang atletis hingga akhir
kehidupan beliau di usia 63 tahun hanya sakit sekali yaitu jelang wafatnya beliau
. Dan menurut riwayat bahwa Beliau memulai peperangan ketika usianya 53 Tahun. Dalam
peperangan Rasulullah memakai baju besi sebanyak 2 lapis, bisa kita bayangkan 1
lapis saja sudah berat. Apalagi ditambah perjalanan menuju medan perrang begitu
jauh. Sungguh luar biasa, fidik beliau benar-benar prima.
Hal yang patut kita ingat adalah bahwa tidak selamanya
fisik yang baik membawa seseorang kepada kemuliaan di hadapan Allah selayaknya
Rasulullah Saw. Justru yang sering terjadi adalah banyak manusia yang memiliki
badan tegap, berotot, kekar, macho, seksi, langsing, putih dan lain-lain
menjadikannya hina akan keindahan fisiknya tersebut.
Oleh karena itu menjadi hal penting buat kita sebagai
makhluk ciptaan Alloh bahwa setiap yang diciptkanNya akan dimintai
pertanggungjawaban, oleh karena itu pemanfaatnya harus benar-benar dalam
koridor yang diinginkan oleh Alloh SWT.
2.
Potensi Akal.
Akal
adalah potensi yang sangat istimewa. Dan akal ini hanya terdapat pada makhluk yang
bernama manusia. Itulah yang membedakan antara manusia dengan binatang,
tumbuhan, setan, jin,
dan malaikat sekalipun. Akal pulalah yang menjadikan manusia lebih mulia dari
makhluk-makhluk lainnya. Dengan akal manusia mampu mengenali dan membedakan hakikat
sesuatu, memaksimalkan yang baik dan mencegahnya dari berbuat jahat dan
maksiat.
Sungguh
apabila akal digunakan dengan baik pada tiap-tiap manusia maka akan dirasakan
kebermanfaatan yang luarbiasa, diberbagai sector akan semakin efesien dan
efektif karena berbagai penemuan dan inovasi terbarukan yang sangat bermanfaat
untuk umat manusia. Sehingga rasa aman tentram akan memayungi bumi dari
kerusakannya. Namun sebaliknya jika banyak orang pandai dan cerdas di dunia ini, Mereka
lulus dengan predikat cum laude, juara olimpiade ataupun nobel memanfaatkan
untuk hal yang merugikan Negara ataupun dunia
maka akibatnya akan membawa
negeri ini mengalami kemunduran. Karena sebagian dari mereka menggunakan
kecerdasan dan kepandainnya untuk hal negative yang justru merusak tatanan Negara
ataupun dunia.
Dari
kedua potensi yang disebutkan di atas yaitu potensi fisik dan potensi akal
tidak identik dengan kemuliaan seseorang. Dan perlu diingat juga bahwa fisik itu
lama-kelamaan akan kendor, keriput, sebagai tanda penuaan. Begitu juga akal
yang pintar akan hilang dengan semakin menuanya seseorang, kualitas berpikirnya
lama-kelamaan akan terkikis, lambat dan lupa. Oleh karena itu agar kelak saat
dimintai pertanggung jawaban dihadapanNya kita mempunyai hujjah (alasan) maka
sebaiknya kita manfaatkan dan pergunakan sebagaimana pemiliknya minta atau
perintahkan.
3, Potensi Ruhy (Hati)
Ruhy
(hati) adalah potensi yang sangat penting. Sebenarnya secara fitrah semua
manusia memilikinya dan mampu untuk diarahkan.
Namun kenyataanya tergantung dari
manusia itu sendiri. Kebutuhan akan pemaksimalan potensi ini sungguh luarbiasa,
namun tidak setiap orang mampu merasakan dan mau melaksanakan jika mereka tidak
memenuhinya.
Padahal sarana untuk memaksimalkan nya sudah jelas yaitu melalui ibadah. “ Dan tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia
kecuali beribadah. (QS. Adzariyat:56). Kalau kita runut maka pemenuhan
kebutuhan ruhani ini sangat penting, agar ruh/jiwa tetap memiliki semangat hidup,
tidak seperti robot yang hanya bekerja tapi tak punya hati, fisiknya kuat tapi
rapuh secara ruhy, maka tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut jiwa akan mati dan
tidak sanggup menatap kehidupan yang terjal dan penuh liku.
Kadang
kita sebagai manusia sering lupa bahwa dari ketiga potensi dasar itu kadang
kita sebagai manusia lebih mengutamakan salah satunya, atau dengan
kata lain tidak seimbang (tawazzun) contoh
potensi fisik, kita akan sering
ingat karena kalau tidak makan maka akan lapar, kalau tidak minum maka akan
haus, tapi potensi akal misalnya,
kita lupa bahwa hari itu kita tidak membaca buku, atau hadir dimajelis ilmu
rasanya tidak lapar juga tidak haus, yang lebih bahaya adalah jika kita tidak
mnyeimbangkan potensi ruhy, kita
tidak sholat, tidak pula mengaji atau dzikir dan merasa biasa saja padahal
harusnya ada kekeringan atau kelaparan jiwa dan kehausan ketenangan.Nah inilah
yang bahaya, sebenarnya sakit secara ruhy tapi tidak merasa sakit dan karena
tidak diupayakan penyembuhan akhirnya kondisi sakit semakin parah.
Hal yang
perlu diingat juga, potensi dalam diri ini adalah amanah yang harus dijaga dan
dikembangbiakkan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Seringlah kita meminta pada
sang pemberi jiwa dan raga ini, Allah SWT. Dialah yang telah memberikan potensi
itu. Pintalah agar potensi-potensi itu dapat dioptimalkan dengan semaksimal
mungkin agar tak menyesal di dunia dan tentu saja di akhirat.
Wallahua`lam.
dikirim ke majalah Media dinas pendidikan jawa timur